Postingan

Puisi: Surat (Karya Mansur Samin)

Surat Ramli anakku, tidakkah kau mau kembali ibumu menunggu dan lama mencari kiranya ke markas KAPPI ini kau bergabung telah se…

Puisi: Di Bukit (Karya Mansur Samin)

Di Bukit berdiri di puncak karang tinggi menutup rumah yang sudah runtuh susunan tambah sukar kiranya kini hidup manusia telah …

Puisi: Ode Pemakaman (Karya Mansur Samin)

Ode Pemakaman Inilah kami tiap lapisan warga kotamu yang datang kemari dari segala penjuru untuk menyampaikan salam duka kami saat jenazah…

Puisi: Tukang Kebun (Karya Mansur Samin)

Tukang Kebun Betapa sering di sore hari kami berjumpa di pojok jalan ini menyajikan senyum dia menghormat mesra sekali sambil men…

Puisi: Telaga (Karya Mansur Samin)

Telaga Gerimis hujan akhir Agustus menggenapi selokan dan tubir kampung aku makin kerap bertandang ke rumahmu seakan curah hari-h…

Puisi: Pendatang (Karya Mansur Samin)

Pendatang Percaya dengan dera pertama lentera besar reda depan samar di sudut rindu rasa kenal menyasar Peluk mata bermimpi r…

Puisi: Warga Terbuang (Karya Mansur Samin)

Warga Terbuang Sebuah petaka menimpa istana dan rakyatnya putri jelita yang cantik itu dijangkiti sampar telah seminggu Di…

Puisi: Agustus (Karya Mansur Samin)

Agustus Berdirilah hening dalam kehampaan malam jiwa siapa yang patut dikenang hitung dari mula kerna letak kejadian indah ad…

Puisi: Jenazah (Karya Mansur Samin)

Jenazah Mataku terkapar ke tengah pintu dekat mimbar, sorot lampu samping pilar dan aula yang tenang di tengah terbaring jenazah berpaga…
© Sepenuhnya. All rights reserved.