Postingan

Puisi: Menyulam Hati (Karya Mustiar AR)

Menyulam Hati Bagai ditusuk ribuan jarum perih saat angin dirui bisikan berita sedih itu O... bunga yang selalu kupupuk dengan setia k…

Puisi: Malam (Karya Mustiar AR)

Malam Angin berpusing di pucuknya Ranting-ranting gemetar Hatinya kecut Aku... Analisis Puisi: Puisi "Malam" karya Mustiar…

Puisi: Balada Sandal Jepit (Karya Mustiar AR)

Balada Sandal Jepit Oi nyeri terasalah saat jejak kecilnya dilangkahi sepatu lars ia mencibir: apa yang kau banggakan kalian tak lebi…

Puisi: Petani Kata (Karya Agit Yogi Subandi)

Petani Kata berkali-kali ia berjalan dengan hujaman tombak-tombak matahari di punggungnya, hingga legam lehernya menjadi semakin tebal dan kebal…

Puisi: Soliloquy (Karya Remy Sylado)

Soliloquy (dibuat khusus dan dibacakan untuk ulang tahun ke-50 Sekolah Tinggi Teologi, Jakarta) Kita memang tak…

Puisi: Balada Seorang Aktivis (Karya Wiratmadinata)

Balada Seorang Aktivis Inilah kisah seorang aktivis , yang sedang kehilangan jati diri, dan mengalami krisis "statusisasi" yang s…

Puisi: Negeri Jerebu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Negeri Jerebu jerebu mengepung negeri kami lebih mengerikan dari tentara atau polisi sama memuakkan dengan politisi dan para pelaku korups…

Puisi: Para Penyair Adalah Pertapa Agung (Karya Wiji Thukul)

Para Penyair Adalah Pertapa Agung kaum gelandangan yang mendengkur pulas seperti huruf kanji kumal di emper-emper pertokoan cina tak pernah terjamah …

Puisi: Surat Sondang untuk Presiden (Karya Cucuk Espe)

Surat Sondang untuk Presiden Beginilah isi hati Sondang Pemuda berani pembakar nurani Mesti bikin malu seluruh negeri Indonesia yang buta …
© Sepenuhnya. All rights reserved.