Postingan

Puisi: Siantan (Karya Idrus Tintin)

Siantan 1942 Kapal besi di sela gunung gelombang Laut Cina Selatan. Di anjungan Nakhoda berkacak pinggang Tubuhnya dari tembaga bersimbah asin pengal…

Puisi: Kuala Enok (Karya Idrus Tintin)

Kuala Enok 1949 Kisahkan lagi kepadaku, ibu tentang bintang terang yang jatuh mendadak, mendedas di atas Kuala Enok dulu dalam badai mengamuk puncak …

Puisi: Pemain Gambus (Karya Idrus Tintin)

Pemain Gambus Siapakah kamu Siapakah kamu itu Yang memetik tali-tali gambus Seperti rangkaian manik-manik warna-warni Selama umurku ini? …

Puisi: Akhir Kata (Karya Idrus Tintin)

Akhir Kata Pada mulanya ialah bunyi lalu tercipta kata pertama untuk menyatakan terima kasih dari hati yang putih tak tercela Setel…

Puisi: Sekiranya bukan Kalau (Karya Idrus Tintin)

Sekiranya buk an Kalau Kalau seluruh laut bersatu alangkah besarnya laut Kalau seluruh pepohonan bersatu alangkah besarnya pohon …

Puisi: Singapura (Karya Idrus Tintin)

Singapura Kepada Suratman Markasan Ini bukan lagi Tumasik bukan Selat yang disebut-sebut Cikgu Mamud orang Daik Lingga yang d…

Puisi: Di Kelenteng Senggarang (Karya Idrus Tintin)

Di Kelenteng Senggarang Mak-nyah tua tersenyum menyapa hendak ke mane? ucapannya mengalun seperti dalam pantun Di gerbang depan singa…

Puisi: Puaka (Karya Idrus Tintin)

Puaka (1) Jerung puaka tua datuk segala hiu kau dikenal di Kiabu kau dikenal di laut Singkep kau dikenal di selat Bangka Laut …

Puisi: Jendela (Karya Idrus Tintin)

Jendela Sepuluh ribu kali selamat pagi Sepuluh ribu kali selamat malam Kicau murai, fajar dan embun Uap asin dari laut yang jauh Bancuhan ketawa     …
© Sepenuhnya. All rights reserved.