Puisi: Kecapi Terali Besi (Karya Sabar Anantaguna) Kecapi Terali Besi Seberat‐berat terpukul hidup lebih berharga daripada mati serapat‐rapat sel ditutup tertembus cahaya hati Tembok kusam sel isolasi…
Puisi: Tangerang (Karya Sabar Anantaguna) Tangerang Kenikir, daun kenikir lapar dingin terus mengalir pagi‐pagi embun mencair Dalam sel angin semilir dari pintu‐terali menghampir perut bagai …
Puisi: Catatan dalam Ingatan (Karya Sabar Anantaguna) Catatan dalam Ingatan Penjara itu keterbatasan Keterbatasan itu penjara Matahari pada tempatnya bulan melingkar pada jalurnya hati tidak tahu akan ke…
Puisi: Ah, Lidah Tuan! (Karya Adi Sidharta) Ah, Lidah Tuan! Atas nama Tuhan berkata Tuan: keadilan itu satu dan sama bagi semua tapi mengapa pula distrbusinya dikelas-kelas? Tuan yang tidak bot…
Puisi: Sajak tak Bernama (Karya Adi Sidharta) Sajak tak Bernama pada senja revolusi suatu pagi mengantar kapal mencium pantai lama dikenang dan turun seorang prajurit bibir berbunga melodi cinta.…
Puisi: Wanita dari Sungai De Laureantis (Karya Adi Sidharta) Wanita dari Sungai De Laureantis Kuterima ini kehidupan dengan segala kekurangan kepedihan. Kuterima hantu kesusahan hitung-hitung belanja bulanan il…
Puisi: Pada Manusia yang Bekerja (Karya Adi Sidharta) Pada Manusia yang Bekerja Kami datang dari segala penjuru di mana manusia menderita dan bikin sejarah. Kami datang dari segala penjuru di mana manusi…
Puisi: Kepada Penyair Muda (Karya Saini KM) Kepada Penyair Muda (1) Sebelum tintamu menjadi darah, kata-kata akan tetap sebagai bunyi; kebisingan lain di tengah hingar-bingar dunia: Der…
Puisi: Kunang-Kunang (Karya Acep Zamzam Noor) Kunang-Kunang Petang mematangkan cahaya Malam mengendapkan waktu Kunang-kunang di balik mata Meneteskan bulir-bulir rindu 2015 Sumber: Tonggeret (20…