Postingan

Puisi: Gerilya Kehabisan Peluru (Karya Sabar Anantaguna)

Gerilya Kehabisan Peluru Mati mati apa kau datang peluru tinggal satu tersungkur di pematang. Tembaklah aku bila bisa angin begitu mesra. berlindung …

Puisi: Barisan Tani (Karya Sabar Anantaguna)

Barisan Tani Revolusi datang padaku gelora laut tenggara ucapan tak terkalahkan Siapa itu! Aku! aku! tak gentar ngucap merdeka berkawan deru prahara …

Puisi: Suatu Malam Tahun 60‐an (Karya Sabar Anantaguna)

Suatu Malam Tahun 60‐an kelam kabut melawan takut berdebar liar dada terbakar siang malam direjam dendam detak‐detak sepatu mengagetkan aku detak‐det…

Puisi: Cinta (Karya Sabar Anantaguna)

Cinta (I) Suatu waktu dia datang kepadaku Kurasakan kelembutan tangan kesayangan di punggungku Suara altonya berbisik tanya kapan selesai kucing‐kuci…

Puisi: Gerilya di Gunung (Karya Sabar Anantaguna)

Gerilya di Gunung Pertemuan akhir malam pelita, mata dikilap karabin. Kami berpisah di dingin pagi bertukar tawa kanak-kanak oleh-olehnya kemenangan.…

Puisi: Saidi (Karya Sabar Anantaguna)

Saidi Tuan Zaini pitam di rumah Saidi hati mendidih darah meninggi: bayar hutangmu! kusita tanahmu! demi Tuhan, tak tahu malu! Lama Saidi tidak mengu…

Puisi: Kakek Petani Berikan Suara (Karya Sabar Anantaguna)

Kakek Petani Berikan Suara (I) Dia, ya, dia telah dituakan derita dia yang telah terampas urat kakinya patah, patahlah sukanya pada hari mudanya Sian…

Puisi: Penjual Kayu Jati (Karya Sabar Anantaguna)

Penjual Kayu Jati Lagu adalah teman di jalan hutan menggendong daun ke pasar lembah. Di tiga bukit embun jatuh cintanya bergayut di mentari jantungny…

Puisi: Ceuk Onah (Karya Sabar Anantaguna)

Ceuk Onah Ceuk Onah takpunya bulan bila malam milik situan. Ceuk Onah takpunya mentari menenun sarung penuh sehari. Taktahu budak atau istri tendang …
© Sepenuhnya. All rights reserved.