Postingan

Puisi: Tangan Seorang Buruh Batuarang (Karya Agam Wispi)

Tangan Seorang Buruh Batuarang trem lari-lari-anjing di bawah rintik salju wajah dalamnya tiada sehijau rumput negeriku di sini di bumi kelabu hanya …

Puisi: Pameran Leipzig (Karya Agam Wispi)

Pameran Leipzig (buat Mac Schlosser) kali ini musim semi bawa kabar seorang kawan datang melambaikan bunga ah, rakyat yang dari pundaknya reruntuk pe…

Puisi: Genosse (Karya Agam Wispi)

Genosse orang dongengi aku mimpi harapan pohon-pohon tidur berselimut salju dalam tidur hidup menimpan kekuatan di kongres partai ke dua puluh satu m…

Puisi: Buchenwald (Karya Agam Wispi)

Buchenwald mereka gali lobang dan mati bersama mulut terkatup diam biar apapun siksa mengerang seorang di kamar maut jangan harap dia kianat sebab di…

Puisi: Pebatu (Karya Agam Wispi)

Pebatu aspal turun-naik membelah rimbun sawit tempat si mewah singgah kencing kukatakan di sini apa yang kulihat bertarung kejam hidup dan mati upah …

Puisi: Pakter Tuak (Karya Agam Wispi)

Pakter Tuak putih tuak putih toba bersandar pada malam larut mari minum, bung, menyelami duka tandus gunung sebelum ikan melaut Parapat, 5 November 1…

Puisi: Sebelum Aek Nauli (Karya Agam Wispi)

Sebelum Aek Nauli di teluk pengabisan aku terdiam begitu dingin kelokan ini mendaki begitu jauh perahu terpisah ke tengah menyisir danau balikkan kil…

Puisi: Sajak Putih Danau Putih (Karya Agam Wispi)

Sajak Putih Danau Putih kelam warna puncak samosir selamat malam, katanya, selamat malam diam tusam bagai rindang ceri enaknya makan rujak dingin beg…

Puisi: Perampasan (Karya Agam Wispi)

Perampasan di antara tetesan keringat kuning manusia kerja ada goyang-kaki dan bibir berminyak yang puja nenek-moyang membiarkan tanah dirampas orang…
© Sepenuhnya. All rights reserved.