Postingan

Puisi: Andai Kau Kembalikan Biji Kopi pada Tangkainya (Karya D. Kemalawati)

Andai Kau Kembalikan Biji Kopi pada Tangkainya Andai kau kembalikan bubuk kopi pada bijinya menggantungkan pad…

Puisi: Malam Toba (Karya Agam Wispi)

Malam Toba merah biru hitam danau kelam dipercik cahya si anak huma si anak sampan berdiang pada harapan menggeliat pada pagi tiba Parapat, 4 Novembe…

Puisi: Perjalanan (Karya Agam Wispi)

Perjalanan ke jakarta, saudara menuju jakarta di bawah geladak lagu mendatari ombak perempuan tua nyanyikan kerja tilamnya selat malaka menabur harap…

Puisi: Di Luar Akan Selalu Hujan (Karya D. Kemalawati)

Di Luar Akan Selalu Hujan Aku tak menyangkal ada kamu dalam tiang yang tegak di luar mataku bersenandung satu lagu untuk setiap tiang yang ka…

Puisi: Melalui Pintu Terbuka (Karya Agam Wispi)

Melalui Pintu Terbuka berjalan kita tak acuh dan tangan gemetar kujangkau atap kusam di bawah bulan pudar langit malam jadi lemas kota tak lelap sela…

Puisi: Jakarta Oi Jakarta (Karya Agam Wispi)

Jakarta Oi Jakarta bagi Partai, diri kita yang tak mau diam bagai lautan deru pertama sudah membuka kelopak sedang kau nyenyak dan lambat-lambat ment…

Puisi: Surat dari Gunung (Karya Sabar Anantaguna)

Surat dari Gunung (untuk karni) Mudanya warna rumput -- hijaunya daun tebing betapa lagi cinta ini mesti diletakkan cantiknya kuning bunga -- cantikn…

Puisi: Desa (Karya Sabar Anantaguna)

Desa Hari ini aku ke desa hari ini ditelan ladang warna hijau. Hari ini aku ke gunung hari ini mandi cahaya cerlang membentang. Desa, desa berlagu Ta…

Puisi: Gerilya Tani (Karya Sabar Anantaguna)

Gerilya Tani Musuh mengepung dari kali, padi ditembaki kodok henti menyanyi bintang mulai pudar. Tersungkur di lumpur. gerilya, jerami kencing sampi …
© Sepenuhnya. All rights reserved.