Postingan

Puisi: Kongres (Karya Agam Wispi)

Kongres sudah lama kita tak bertemu sekali bertemu melepas rindu bagi rakyat tercinta sudah lama kita tak bersua sekali bersua bedah derita bagi raky…

Puisi: Sekolah Kita (Karya Agam Wispi)

Sekolah Kita setiap wajah di sini adalah buku yang terbuka setiap diri di sini adalah kasih tak berhingga tulang kukuh yang muda-muda setia teguh yan…

Puisi: Perempuan Kehilangan Cadar (Karya D. Kemalawati)

Perempuan Kehilangan Cadar Berlarilah ia dalam gelombang laut sesunyi camar ia menenggelamkan gemuruh bathin…

Puisi: Pelabuhan (Karya Agam Wispi)

Pelabuhan ada yang menggelepar pada siang berlalu dan bekas cabo itu terhantar di kaki lima warung kopi sayangku, penggal demi penggal jalanan putus-…

Puisi: Sampur (Karya Agam Wispi)

Sampur lampu belum dipasang buritan hitam lepas dari laut keras dan di baliknya matahari cepat tenggelam kau aku yang di pantai bersandarkan kota buk…

Puisi: Kepedasan Hidup (Karya Sabar Anantaguna)

Kepedasan Hidup Bila buah cabe bermatangan, dik, petiklah biar pohonnya tidak cepat mati bila hati matang, dik, petiklah seperti kecapi Biar hidup ti…

Puisi: Yang Masih Punya Cinta (Karya Sabar Anantaguna)

Yang Masih Punya Cinta Siapa tak kan gelisah dekat di hati sukar dijamah bila jatuh menanggung rindu Siapa tak kan resah berat kaki melangkah bila di…

Puisi: Hujan (Karya Sabar Anantaguna)

Hujan Aku kayuhkan, bila hujan merontok. Mengena kepala perlahan-lahan. Aku hidupkan, lampu tak nyala. Malam sepi menepi-nepi. Di pembayangan sepi te…

Puisi: Jejak Kemarau (Karya D. Kemalawati)

Jejak Kemarau Lubuk tak hijau matahari tak singgah bergegas mencari galah menusuk lelah Bulan selalu m…
© Sepenuhnya. All rights reserved.