Postingan

Puisi: Nyai Munah (Karya Agam Wispi)

Nyai Munah (1) orang kutik mau dikerunyut kulitnya tapi dia nyanyi hampa hati sendiri atau gerutu: rumahnya tidak berpintu lagi memberingas kejam mal…

Puisi: Jika Kau Sudah Besar, Yutta (Karya Agam Wispi)

Jika Kau Sudah Besar, Yutta di bawah rintik salju stalin berdiri depannya tangkap-menangkap kemerjap berjuta lampu stalin-allee berlin bangkit dari s…

Puisi: Plakat (Karya Agam Wispi)

Plakat buat ulangtahun Partai demokrasi pun bukanlah bagi mereka yang menjual rakyat kepada belanda demokrasi pun bukanlah bagi mereka yang menjual d…

Puisi: Menempuh Jalan Rakyat (Karya HR. Bandaharo)

Menempuh Jalan Rakyat Pada 7 Januari malam, malam itu malam Jum'at, hanya senafas, hanya dalam beberapa detik, hanya 7 kata, dirangkai dalam kali…

Puisi: Djuhainah Masih Bernyanyi (Karya HR. Bandaharo)

Djuhainah Masih Bernyanyi Djuhainah bernyanyi diiringi angklung Bayuwangi Tapi kawan-kawan, ini bukan dendang ini rintihan manusia meregang Cambuk me…

Puisi: Reproduksi Gorki (Karya Agam Wispi)

Reproduksi Gorki Menyembul kepalanya lintas kabut antara alis mendalam kerut kumis rimbun rambut kejang mata terang-tajam katanya kehidupan menang se…

Puisi: Menjelma Api Membakar Kenangan (Karya Ehfrem Vyzty)

Menjelma Api Membakar Kenangan : Kepada Luka pada Tubuh Jangan tanya lagi perihal rindu yang kutitip pada dinginnya awan kepadamu saat gelap Aku suda…

Puisi: Sajak bagi Negaraku (Karya Kriapur)

Sajak bagi Negaraku Di tubuh semesta tercinta buku-buku negeriku tersimpan setiap gunung-gunung dan batunya padang-padang dan hutan s…

Puisi: Bedanya (Karya Usmar Ismail)

Bedanya Lilinmu hampir padam dalam bilik redam, makin kecil nyala sumbu dalam kamar sempit mambu, hawa tengik mencekik mengisap zat asam ... nanah me…
© Sepenuhnya. All rights reserved.