Puisi: Ayunan Cangkul (Karya HR. Bandaharo) Ayunan Cangkul untuk bapak kami ini sudah mati, pak kami mati oleh peluru-peluru yang kami biayai; kami mati mempertahankan ayunan cangkul mana ada a…
Puisi: Dosa Apa (Karya HR. Bandaharo) Dosa Apa kelam menyungkup alam laksana langit terhempas ke bumi. bintang-bintang pudar bertaburan besi dan besi berlaga, memercikkan api. kelam men…
Puisi: Kasih (Karya HR. Bandaharo) Kasih Hari ini aku genap 39 tahun di depanku di atas meja sebuah vas dengan aster merah dan putih Ah, Chai, cintamu suci ini beri rasa kaya padaku me…
Puisi: Sekalipun Menyerah (Karya HR. Bandaharo) Sekalipun Menyerah dosa manusia telah ditebus di tiang salib. seberat dosa dalam timbangan lebih beratlah amal dalam perjuangan - ini timbangan estim…
Puisi: Tak Seorang Berniat Pulang (Karya HR. Bandaharo) Tak Seorang Berniat Pulang Barisan menyongsong haridatang kuwakili kini ini; derita dan duka dari zamanku kudukung di punggung Tak seorang berniat pu…
Puisi: Revolusi (Karya Agam Wispi) Revolusi kupancing kau masuk hutan kau ikuti aku seperti bayangan tinggal pantai hilang lautan bertimbun b…
Puisi: Pamit (Karya M. Poppy Hutagalung) Pamit Kepada ibu ibu, apapun yang kutahu tentang hatimu betapa malangku memenggal jalan yang tersedia tapi hidup ini adalah hidupku cinta adalah nyaw…
Puisi: Tragedi (Karya Agam Wispi) Tragedi pejalan lorong yang kemalaman cintanya membening di gelas kosong berjaga dia menyambut maut datang tertidur karena letih pagi tangannya dihel…
Puisi: Remaja Abadi, Tetap Seorang Guru (Karya HR. Bandaharo) Remaja Abadi, Tetap Seorang Guru Mereka membunuhnya di malam-hari. Tak usah tanya waktu yang ditunjuk oleh jarum-jarum. Semua hari adalah malam. Tiap…