Postingan

Puisi: Tempat Teraman (Karya Badruddin Emce)

Tempat Teraman Dengan tangan terbiasa untuk tak senonoh pagi akan mempersilakan duduk di bangku yang bisa diajak sekongkol Sambutlah! Itu tempat bagu…

Puisi: Jerami (Karya Badruddin Emce)

Jerami Bara kembali menjadi api. Dan marak setumpuk jerami yang disiram kesedihan murni. Mungkin kau juga turut menyiram jerami-jerami itu dengan keb…

Puisi: Jalan Pulang (Karya HR. Bandaharo)

Jalan Pulang untuk edi langit cerah jauh ada bintang pindah berkisar setapak dalam pandang. sunyi malam ini seperti dibelah-belah dentaman lonceng ge…

Puisi: Pengantin Kampung Laut (Karya Badruddin Emce)

Pengantin Kampung Laut Hidup kalian penuh air. Jalan darat ke kota berbelit lewat utara                     seperti birokrasi kantor! Suatu pagi, dit…

Puisi: Sepercik Api yang Membakar (Karya HR. Bandaharo)

Sepercik Api yang Membakar untuk kongres VII PKI sesudah sekian tahun meninggalkan daerah pertemuan cinta dan kewajiban aku kembali lagi ke tepi sung…

Puisi: Matahari Pertama (Karya Raudal Tanjung Banua)

Matahari Pertama Tidak setiap kesalahan adalah dosa bukan pula kekalahan Bila pintu terbuka dan matahari bersinar kami memandang tanpa cu…

Puisi: Bangkit dan Bernyanyilah (Karya HR. Bandaharo)

Bangkit dan Bernyanyilah (ode untuk massa pekerja Indonesia) (I) Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku. Bumi Indonesia yang kita pijak ini pulau…

Puisi: Teka-Teki Riau (Karya Raudal Tanjung Banua)

Teka-Teki Riau ( - sebuah variasi teka-teki rakyat ) Berpayung bukannya raja bersisik bukannya ikan dulu k…

Puisi: Revolusi Jalan Terus (Karya HR. Bandaharo)

Revolusi Jalan Terus Kawan-kawan, mereka telah menelanjangi dirinya di depan kaca, dan bagi kita terbuka semua rahsia; lihatlah nyala, kebalikan sega…
© Sepenuhnya. All rights reserved.