Postingan

Puisi: Sjahrir, di Sebuah Sel (Karya Goenawan Mohamad)

Sjahrir, di Sebuah Sel (untuk Rudolf Mrazek) Dari jendela selnya, (kita bayangkan ini Jakarta, Februari 1…

Puisi: Mimpi Seorang Tua (Karya Z. Pangaduan Lubis)

Mimpi Seorang Tua Awan putih berobah warna menjadi biru dan muncullah barisan anak cucuku membawa bendera lantang berseru: kami tidak pernah takut ke…

Puisi: Lagu Pasukan Gerilya (Karya Surachman R.M.)

Lagu Pasukan Gerilya adalah gunung yang disebut gunung salju di kakinya: rawa kami dan laut kami bertemu adalah puncak dinobatkan …

Puisi: Perjamuan Sekejap (Karya Fitri Yani)

Perjamuan Sekejap jika bukan malam ini, kapan lagi kita berbagi cahaya lampu bertukar puisi sambil bersulang merayakan kemerdek…

Puisi: Tanda-Tanda Getaran (Karya Diah Hadaning)

Tanda-Tanda Getaran Getaran ether darinya getaran etherku jua menyatu dalam nuansa giri sukmaku. Bad…

Puisi: Perang (Karya Rini Intama)

Perang Wajah anak terluka mencari dada ibu dalam tangis yang pecah Mata yang bening, wajah-wajah hening yang gelisah karena ingin mengeja arti kata p…

Puisi: Melukis Kekosongan (Karya Nanang Suryadi)

Melukis Kekosongan aku bisa melukis, katamu, sebuah kekosongan, di mana tak ada cakap dusta, ada yang memercik, mungkin api, dari matam…

Puisi: Di Saat Hujan Gemericik (Karya Nanang Suryadi)

Di Saat Hujan Gemericik,  Tiba- T iba Aku Teringat Lumpur itu selepas hujan seharian, masihkah tersisa jejak kaki, yang menyisakan lump…

Puisi: Terima Kasih (Karya Rini Intama)

Terima Kasih Terima kasih menghitung jatuh air mata di atas meja kacaku Seperti serpihan beledu anganku Saat gerimis belum usai menunggu waktu Saat k…
© Sepenuhnya. All rights reserved.