Postingan

Puisi: Bungkam (Karya Rini Intama)

Bungkam bungkam malam itu kucumbu wangi kulitmu sekilas gugup menelungkup mengecup naluri liarku menyuguh rikuh langitku mengukuh cemas ketergesaan m…

Puisi: Hidup adalah Perjalanan Panjang (Karya Nanang Suryadi)

Hidup adalah Perjalanan Panjang, Hingga di persimpangan jalan kau akan terus berjalan, atau akan berhenti mencari warung kopi? kau …

Puisi: Seribu Doa di Tanah Siak (Karya Rini Intama)

Seribu Doa di Tanah Siak Sejarah meninggalkan kisahnya sendiri Dalam doa subuh dan batu-batu tasbih yang berjatuhan Di tanah Siak Ada bingkai-bingkai…

Puisi: Rindayu (Karya Rini Intama)

Rindayu Perempuan itu bernama Rindayu yang kutemui di pelabuhan kecil Membaca isyarat dari cahaya lampu-lampu kota Aku pandangi matanya, Rindayu Pere…

Puisi: Mimpi Anak-Anak (Karya Rini Intama)

Mimpi Anak-Anak Melompati pagar berduri siang hari Menghambur sambangi tanah lapang berilalang Mengarungi air hingga tengah telaga Tawa riang, cahaya…

Puisi: Potret Panorama Kerinduan (Karya Nanang Suryadi)

Potret Panorama Kerinduan Bacalah dengan hatimu, keindahan Panorama sekeliling, Mungkin kata-kata tak sanggup mengungkap Puisi …

Puisi: Sepanjang Jalan Indonesia (Karya Nanang Suryadi)

Sepanjang Jalan Indonesia "sepanjang jalan indonesia, buku-buku terbakar, wartawan terbunuh, tentara terbunuh, mahasiswa terbunuh,…

Puisi: Aku Mendengar Nyanyianmu (Karya Rini Intama)

Aku Mendengar Nyanyianmu Aku mendengar suka cita para nelayan Dan batu-batu karang Dari nyanyianmu tentang tanah kelahiran Tentang pasir sepanjang ja…

Puisi: Bawalah Aku Berlayar ke Malaka (Karya Rini Intama)

Bawalah Aku Berlayar ke Malaka ini hari ke tigapuluh, sejak perahu kita berlabuh sejak aku membaca seribu puisi dari air matamu yang jatuh lalu kita …
© Sepenuhnya. All rights reserved.