Postingan

Puisi: Pencipta Kerangkeng Kemanusiaan (Karya Putu Oka Sukanta)

Pencipta Kerangkeng Kemanusiaan Aku ingat benar, kata Suharto semasa jaya Anak cucu tidak akan membayar huta…

Puisi: Menyapamu (Karya Nanang Suryadi)

Menyapamu Siapakah engkau? Bayang-bayang samar. Tak ada kaca untuk bercermin. Tak mengenali diri sendiri. Siapa engkau? Demikian lekat …

Puisi: Ibu Pasar Kumbasari (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Ibu Pasar Kumbasari subuh belum luruh kau telah menanak peluh di jalan-jalan becek pasar kota bergelut dengan bayang-bayang pagi …

Puisi: Takengon 29 Ribu Kaki (Karya Fikar W. Eda)

Takengon 29 Ribu Kaki Dari ketinggian 29 ribu kaki dari jendela kanan Garuda yang bening Takengon terhampar …

Puisi: Bulan Sudah Mati (Karya Toto ST Radik)

Bulan Sudah Mati Neil Amstrong dan Nini Anteh berjalan-jalan di bulan. Alangkah nikmatnya, euy, nikmatnya al…

Puisi: Begitu Senyap (Karya Nanang Suryadi)

Begitu Senyap begitulah, aku kehilangan kata-kata, begitu senyap, begitu lenyap dalam tatapmu, kau keheningan, sesungguhnya men…

Puisi: Mitologi Keluarga Kami (Karya Zen Hae)

Mitologi Keluarga Kami : frans nadjira lihat, ibu mengunyah permen di beranda merasa burung di gaunnya berkicau. ada angin menerb…

Puisi: Siti Julaika (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Siti Julaika (Dan Durakhim Buruh Pabrik Gula)* Gadis berkebaya naik sepeda Bernama Siti Julaika Dari keluarga rakyat jelata …
© Sepenuhnya. All rights reserved.