Postingan

Puisi: Penyair (Karya Abdurahman Faiz)

Penyair Penyair memahat kata-kata untuk orang-orang dewasa dan menaburkan kata-kata pada kanak-kanak sepertiku Aku berloncatan menangkap huruf sebaga…

Puisi: Tanda Bersyukur (Karya Rahmah Purwahida)

Tanda Bersyukur Menulislah Menulislah Menulislah Untuk kebermanfaatan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara Jauhkan kegelapan hati Jauhkan kepenata…

Puisi: Sajak Anti Perang (Karya Abdurahman Faiz)

Sajak Anti Perang Mengapa perang tak kunjung berhenti? hujan mortir peluru, gerimis darah dan air mata kebiadaban menanti di setiap tapak jalan di an…

Puisi: Gunung Bromo (Karya Rahmah Purwahida)

Gunung Bromo Sejauh pandanganku Engkau menghadirkan kedamaian Sedalam kutarik nafasku Engkau menyejukkan Gumpalan awan kawahmu laksana bidadari kayan…

Puisi: Bila Kutitipkan (Karya Mustofa Bisri)

Bila Kutitipkan Bila kutitipkan dukaku pada langit Pastilah langit memanggil mendung Bila kutitipkan resahku pada angin Pastilah angin menyerbu badai…

Puisi: Anakmu Bukanlah Milikmu (Karya Kahlil Gibran)

Nyanyian Sukma Anak adalah kehidupan, Mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu. Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu, curahkan k…

Puisi: Tidak Setiap Tunas Akan Tumbuh (Karya Eka Budianta)

Tidak Setiap Tunas Akan Tumbuh Tidak setiap tunas akan tumbuh Tidak setiap tumbuh jadi kuncup Tidak setiap kun…

Puisi: Aku (Karya Chairil Anwar)

Aku (Versi Deru Campur Debu) Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan …

Puisi: Nyanyian Sukma (Karya Kahlil Gibran)

Nyanyian Sukma Di kedalaman relung sukmaku Menggema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku, Yang tiada bercairkan oleh …
© Sepenuhnya. All rights reserved.