Postingan

Puisi: Pengantin yang Terbaring (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Pengantin yang Terbaring Kau baringkan diriku di atas tanah. betapa fana gairah yang meletupkan kebencian. dan aku mabuk bercumbu d…

Puisi: Nyanyian Anak-Anak Bermain (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Nyanyian Anak-Anak Bermain Dari sumur yang sama kutimba darah dan keringat semua orang. kusaring kebekuan, lalu kutiup: menjadi bulan. C…

Puisi: Perahu Nuh (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Perahu Nuh Perahu yang ditinggalkan Nuh tersesat dalam mimpiku: benih-benih siap dibiakkan juga silsilah ya…

Puisi: Ayah Bundaku (Karya Abdurahman Faiz)

Ayah Bundaku Bunda engkau adalah rembulan yang menari dalam dadaku Ayah engkau adalah matahari yang menghangatkan hatiku Ayah bunda kucintai kau berd…

Puisi: Kematian Suami (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Kematian Suami Ia tewas setiap aku sadar dari mimpi jika mampu tak ingin kudengar sembarang lagu kerna hati…

Puisi: Bunga yang Tumbuh dalam Darah (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Bunga yang Tumbuh dalam Darah Bunga yang tumbuh dalam darah, adalah keringat yang kita tanam bertahun-tahun, …

Puisi: Kepada Guru (Karya Abdurahman Faiz)

Kepada Guru Aku selalu bermimpi matahari telah melahirkan para guru dan guru melahirkan banyak matahari hingga matahari tak lagi sendiri Matahari tak…

Puisi: Mencari Peta Ibu (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Mencari Peta Ibu Cium akar dari rahim tikam ruh pada pohon bakar laut 'nuju rasa timbun gunung denga…

Puisi: Nelayan Tersesat (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Nelayan Tersesat "Sampanku tersesat di sebuah negeri terbuka," jerit seorang nelayan kecil dan papa. "Di mana-mana pintu. si…
© Sepenuhnya. All rights reserved.