Postingan

Puisi: Sajak Bandung (Karya Diah Hadaning)

Sajak Bandung (1) Sebuah ruang dalam ruang seruas waktu dalam waktu serumpun kenang dalam kenang semburat…

Puisi: Terminal (Karya Beno Siang Pamungkas)

Terminal (: Prof Eko Budihardjo) Tanpa terasa, satu terminal lagi kita lalui mendekat ke alamat yang su…

Puisi: Cinta (Karya Beno Siang Pamungkas)

Cinta Haruskah kukata bila di jeda detak jangtungpun Kau ada? Analisis Puisi: Puisi "Cinta" k…

Puisi: Dengarlah Lonceng-Lonceng Berbunyi (Karya Leon Agusta)

Dengarlah  Lonceng-Lonceng Berbunyi Kelam menyergap tiba-tiba pada kami Menerkamkan kuku-kukunya Dalam jepitan taring-taring gila Jangan …

Puisi: Suatu Saat Sejarah (Karya T. Mulya Lubis)

Suatu Saat Sejarah sekarang terdampar kita ombak memecah di pintu kamar:         sekumpulan puisi         mencair diri dan kembalilah diri berjabat s…

Puisi: Pengaduan Mei, Sebuah Syair Doa (Karya Diah Hadaning)

Pengaduan Mei, Sebuah Syair Doa Berbincang dalam diam paling diam dengan-Nya di puncak malam paling malam m…

Puisi: Rinjani (Karya Rini Intama)

Rinjani Menguntai mimpi yang tanak di Rinjani Tentang tanah impian, betis dan ransel kita yang memerah Kerikil, angin dan terik gaduh beradu wajah ki…

Puisi: Nyanyian sang Ombak (Karya Rini Intama)

Nyanyian sang Ombak (Sajak Pantai Utara, Hutan Bakau dan aroma cinta) Burung-burung hanyut bercengkrama lepas d…

Puisi: Bukankah Kita Bagian dari Tanah Gersang? (Karya Rini Intama)

Bukankah Kita Bagian dari Tanah Gersang? Kita berkelakar dalam kelebat bayang yang tak tampak, lalu terkecoh p…
© Sepenuhnya. All rights reserved.