Postingan

Puisi: Pantun Rantau (Karya Marah Roesli)

Pantun Rantau Bergetah tangan kena cempedak, digosok dengan bunga karang. Entah berbalik entah tidak, entah hilang di rantau orang. Jarang berbunga t…

Puisi: Sekerat Kisah dari Sejarah yang Tumbang (Karya Raedu Basha)

Sekerat Kisah dari Sejarah yang Tumbang (mengenang Kiai Abdullah Sajjad) Air mataku mengalir bagai gesekan biol…

Puisi: Catatan di Sungai (Karya Afrizal Malna)

Catatan di Sungai kubaca airku dari sungai bapak anak-anak di batuan batu nenekku kusimak batuku dari sungai sejak kutanya akar-akarnya ibuku berdara…

Puisi: Ngarai Si Anok (Karya Rifa'i Ali)

Ngarai Si Anok Berat himpitan Gunung Singgalang, Atas dataran di bawahnya Hingga rengkah tak alang-alang: Ngarai lebar dengan dalamnya. Bumi runtuh-r…

Puisi: Hanya untuk Sungai (Karya Eka Budianta)

Hanya untuk Sungai Tiba-tiba sungai itu teringat laut. Sungai mana tak boleh pergi ke laut, sungai mana dilarang mengalir ke sana? Ia marah, berteria…

Puisi: Akhirat dalam Dunia (Karya Rifa'i Ali)

Akhirat dalam Dunia Kalau saya mencari rasul, Kucari rasul insan biasa, Agar beliau dapat kususul Dengan hidup seperti biasa. Saya bertemu dengan Muh…

Puisi: Pasti Sembuh (Karya Raedu Basha)

Pasti Sembuh (buat yang baru saja kubesuk di Rumah Sakit) Jika nanti kau pergi jauh katakanlah padaku &quo…

Puisi: Tampang Kemiskinan (Karya Aspar Paturusi)

Tampang Kemiskinan jangan biarkan kemiskinan berkeliaran setiap rumah telah memalang pintu kampung sudah lelah hadapi wabahnya sebenarnya kemiskinan …

Puisi: Jadzab (Karya Raedu Basha)

Jadzab Kembalilah pada bait-bait puisiku sebelum kata menjadi bisu. Sampai aku mabuk meneguk bercawan-cawa…
© Sepenuhnya. All rights reserved.