Postingan

Puisi: Mayat Sepi (Karya Raedu Basha)

Mayat Sepi (1) Aku bukan dia yang mati di dalam pembakaran tapi aku mayat di dalam sepi menanggung berat kesunyian dan pahala pada sebuah d…

Puisi: Perahu (Karya Ibrahim Sattah)

Perahu ini taklain angin debu taklain debu batu taklain dulu api taklain tungku dengan taklain jalan dengan takdengan kalian laut taklain lautan tany…

Puisi: Peramal (Karya Raedu Basha)

Peramal (buat Mira MM Astra, dkk) Kuberikan tanggal lahirku, selintas bara dupa memanas telinga kau ramal …

Puisi: Tin Marni (Karya Ibrahim Sattah)

Tin Marni Tinmarni yang lahir malam tadi menyaksikan bumi sudah basah dan kota-kota pun gelisah Segumpil darah bergumul di perutnya Dan ia pun  siap …

Puisi: Muhammad (Karya Raedu Basha)

Muhammad Kalau tak ada engkau, o, Muhammad Masihkah dunia menganggap manusia sebagai pecinta? Rembang, …

Puisi: Diam (Karya Gunoto Saparie)

Diam kumau sesekali diam tak berkata-kata tak bersuara bagaikan lampu padam kuingin sesekali bisu dengan lidah kaku hanya bisa menahan rindu kenangan…

Puisi: Tempias (Karya Ibrahim Sattah)

Tempias Teringat cerita cok-cok kelupit tulang daing Menghitung hitung jari sepuluh Di luar tempias sampai ke lasa Alangkah sukanya masa kanak alangk…

Puisi: Elviana (Karya Ibrahim Sattah)

Elviana Elviana yang eva Sampai jua sapanya Pada mau yang akan rindu Pada cinta yang akan siapa tapi apa yang akan sebut tapi apa yang akan luput tap…

Puisi: Kematian Kecil (Karya Acep Zamzam Noor)

Kematian Kecil Lekuk tubuhmu sedikit lebih indah Dari lukisan-lukisan Cucchi atau patung-patung Attardi. Ta…
© Sepenuhnya. All rights reserved.