Postingan

Puisi: Sajak Kejar (Karya Darwanto)

Sajak Kejar Kejar kejar kejar! hanya kata-kata itu saja yang kerap kali kau ujar Cepat cepat cepat, yang cepat! hanya kata-kata itu juga yang acap ka…

Puisi: Nyata-Nyata (Karya Darwanto)

Nyata-Nyata Nyata-nyata kita tak berhak berbicara perkataan lagi soalnya, kata yang mengalir dari lidah nyatanya akan bermuara ke telinga Lidah kita …

Puisi: Jejak Sepatu (Karya Darwanto)

Jejak Sepatu Ia berjalan mengikuti jejak-jejak sepatu yang menuju zona rumpun kelabu ke manakah terbang capung-capung itu ke manakah awan-awan cerah …

Puisi: Alun-Alun Kota (Karya Darwanto)

Alun-Alun Kota Jalan menuju ke alun-alun kota jalan ini melewati sungai-sungai, sawah-sawah jembatan berpilar-pilar baja yang kokoh dan ketika kita b…

Puisi: Embun Pagi (Karya Darwanto)

Embun Pagi Embun selesai hujan berhenti embun-embun di daun-daun pagi di percik-percik cahaya matahari embun-embun kian kembali ke awan-awan tinggi u…

Puisi: Bunga-Bunga Jam Sembilan (Karya Darwanto)

Bunga-Bunga Jam Sembilan Bunga-bunga jam sembilan itu semakin merambat di halaman pekarangan rumahmu warna daun-daunya pun kini kian semakin bertahan…

Puisi: Maut dan Waktu (Karya Abdul Hadi WM)

Maut dan Waktu Kata maut: Sesungguhnya akulah yang memperdayamu pergi mengembara sampai tak ingat rumah menyusuri gurun-gurun dan lembah keluar m…

Puisi: Pejalan Buta (Karya Acep Zamzam Noor)

Pejalan Buta Telah kulempar tongkatku pada jeram Dan kubuang semua perbekalan. Ingin kuhayati sunyi Sambil …

Puisi: Televisi Tua dan Tape Radio Lama (Karya Darwanto)

Televisi Tua dan Tape Radio Lama Televisi tua dan tape radio lama berdua tergeletak di sudut gudang Tape radio lama terkenang akan siaran radio dan k…
© Sepenuhnya. All rights reserved.