Puisi: Maut dan Waktu (Karya Abdul Hadi WM) Maut dan Waktu Kata maut: Sesungguhnya akulah yang memperdayamu pergi mengembara sampai tak ingat rumah menyusuri gurun-gurun dan lembah keluar m…
Puisi: Pejalan Buta (Karya Acep Zamzam Noor) Pejalan Buta Telah kulempar tongkatku pada jeram Dan kubuang semua perbekalan. Ingin kuhayati sunyi Sambil …
Puisi: Televisi Tua dan Tape Radio Lama (Karya Darwanto) Televisi Tua dan Tape Radio Lama Televisi tua dan tape radio lama berdua tergeletak di sudut gudang Tape radio lama terkenang akan siaran radio dan k…
Puisi: Derita Ibundaku Bumi (Karya Leon Lus) Derita Ibundaku Bumi Bundaku bernama bumi menjerit kesakitan Saudariku alam menangis pilu Merasakan pedihnya krisis ekologi Mereka sedang menuju keru…
Puisi: Hancur Sudah (Karya Ehfrem Vyzty) Hancur Sudah Hancur sudah Damai secepat ini pergi Yang tertinggal di hati kecil ini Hanyalah marah menyala-nyala Di ruang gelap itu Kunang-kunang dit…
Puisi: Selembar Daun Kering (Karya Gunoto Saparie) Selembar Daun Kering selembar daun kering itu yang jatuh ke bumi basah arti dan maknanya apakah? tak kudengar kata-kata bijakmu selembar daun kering …
Puisi: Kasih Tak Bertepi (Karya Okto Son) Kasih Tak Bertepi Ia bekerja keras Ia mengandung Dan harus melahirkan Ia harus mengurusi rumah Memasak Membesarkan anak. Ia mengerjakan banyak pekerj…
Puisi: Manila Bay, Senja (Karya Acep Zamzam Noor) Manila Bay, Senja Kau membawaku pada puncak gelombang Dan gelombang membakarku dengan sepinya Sebelum gelap…
Puisi: Pantai Tirta Samudra (Karya Kinanthi Anggraini) Pantai Tirta Samudra (: Lasinta Ari Nendra Wibawa) Pada akhirnya, aku memilih cintamu Ari Nendra lelaki bermata elang berpendar merah memba…