Postingan

Puisi: Air Kamandanu (Karya Linus Suryadi AG)

Air Kamandanu Galilah aku Galilah aku Sedalam Engkau mampu Cangkullah aku Cangkullah aku Hingga muncul Air Kamandanu Tetes bi…

Puisi: Di Kota Raya, Cerita Senja (Karya Diah Hadaning)

Di Kota Raya, Cerita Senja (1) Di kota raya saat rembang senja muncul sesosok berhala menyamar diri Sang Resi usai lakukan tapa brata terima anugera…

Puisi: Bertepuk Sebelah Tangan (Karya Alex R. Nainggolan)

Bertepuk Sebelah Tangan bila cintamu pudar pada alamat mana lagi aku akan pulang 2016 Analisis Puisi: Puisi "Bertepuk Sebela…

Puisi: Nina Bobo (Karya Acep Zamzam Noor)

Nina Bobo Selokan itu mengalirkan bangkai anjing Pada mataku. Tapi bibirmu mendesiskan bunga-bunga Kuminum kuntum demi kuntum karena tak tahu siapa M…

Puisi: Isyarat (Karya A. Rahim Eltara)

Isyarat (1) Kugapai gerendel daun pintu rumah-Mu menangkap isyarat katup usia di kedip rembulan dan matahari …

Puisi: Hotel (Karya Nirwan Dewanto)

Hotel (1) Hotel ini memeram tubuhmu dalam kelam. Setelah  Kita menetes dari lubang malam. Bersentuhan. Simpanlah Payungmu. Dalam lipatan bayangku. Bi…

Puisi: Nyanyian Kecil Aiko Fukuda (Karya Diah Hadaning)

Nyanyian Kecil Aiko Fukuda sipit matanya sembunyikan bintang langit Nagoya bulan November Aiko Fukuda menyulam sakura lewat senyumnya         selamat…

Puisi: Lagu tentang Seorang Penggesek Rebab (Karya Linus Suryadi AG)

Lagu tentang Seorang Penggesek Rebab 3000 gesekan lebih perih dari 3000 rajaman 3000 sayatan lebih pedih dari 3000 tikaman mijil diulang-ulan…

Puisi: Nyanyian Diam Perempuan Safiya (Karya Diah Hadaning)

Nyanyian Diam Perempuan Safiya Safiya dengan diam memeluk matahari Libya lelaki tanpa granat di pinggang di palung hatinya masih tersisip kembang Saf…
© Sepenuhnya. All rights reserved.