Puisi: Pantun Zaman Batu (Karya Taufiq Ismail) Pantun Zaman Batu Inilah pantun-pantun zaman batu, Pantun untuk mereka yang berkepala batu. Lihatlah siluma…
Puisi: Kuitansi (Karya Taufiq Ismail) Kuitansi Selembar kuitansi Dua hektar luasnya Terbentang di hadapanku Tak tahu aku cara Menandatanganin…
Puisi: Laut Tengah (Karya Taufiq Ismail) Laut Tengah Laut tua, aku mabuk dengan suara Yang mengalir dari mulutmu bila Ia menganga seperti lonceng hi…
Puisi: Tuan (Karya Darwanto) Tuan Jadi bagaimana dengan sore nanti, tuan hari masih pagi, masih ada sisa-sisa kaki-kaki kabut sehabis hujan semalaman. di depan cermin itu, kau se…
Puisi: Obsesi Garis Miring (Karya Taufiq Ismail) Obsesi Garis Miring Seekor makhluk melompat-lompat Dari satu garis miring Ke garis miring lainnya Di atas…
Puisi: Kesatria Telah Mati (Karya Darwanto) Kesatria Telah Mati Kesatria telah mati di tanah-tanah belantara ini suara guguk mengangguk-angguk mengiringi senyap sunyi malam hari siangnya terban…
Puisi: Kenangan Adalah Mantan Terindah (Karya Carrik Dagur) Kenangan Adalah Mantan Terindah Kini aku paham pernah bersamamu adalah kenangan yang menjadikanmu Sebagai "masih" yang menggerutu di relung…
Puisi: Menggapai Mimpi (Karya Ristiana Wang) Menggapai Mimpi Kini senja telah berganti Gelap malam datang menyelimuti Memenuhi tiap inci relung hati Menangis teriris meratapi diri Bersembunyi hi…
Puisi: Tragedi Kepergianmu (Karya Zainol Akbar) Tragedi Kepergianmu Langit sore itu adalah pertanda Seperti menangis Tak ingin melepasmu Mentari tak kuasa menahan diri Memilih bersembunyi Enggan me…