Puisi: Tuhan (Karya Ari Pahala Hutabarat) Tuhan Tuhan berkata, "Dulu Aku menciptakan Adam hanya mempergunakan satu suku kata: Kun! Tapi kemudian, ia dan anak-anaknya be…
Puisi: Tangan Hasrat (Karya Ari Pahala Hutabarat) Tangan Hasrat Kuhasratkan tanganmu, yang adalah tangan hujan yang sejak kecil kulihat memungut daun-daun alpukat di halaman depan …
Puisi: Tujuh Hutan (Karya Cecep Syamsul Hari) Tujuh Hutan Ada tujuh hutan di rambutmu Empat musim dalam matamu Laut mengutus cahaya Senja masih lama tiba Dan kereta si…
Puisi: Nuh (Karya Ari Pahala Hutabarat) Nuh Ada yang aneh dari mimpiku semalam—hujan akan menghujam kota tujuh hari tujuh malam. Pesta akan tenggelam. Dan rumah-rumah, ladang,…
Puisi: O, My Love (Karya Cecep Syamsul Hari) O, My Love Untuk pertama kalinya dalam hidupku O, cintaku kedua mataku terbuka kulihat angin memainkan jemari pepohonan d…
Puisi: Surat Kesebelas (Karya Ari Pahala Hutabarat) Surat Kesebelas belum genap sebulan kukumpulkan penghujan belum genap sebulan kuposkan kemarau bergambar jembatan kayu yang p…
Puisi: Kebun (Karya Cecep Syamsul Hari) Kebun Mestinya ada batas bagi angan-angan. Seperti pantai bagi laut. Atau cakrawala bagi langit dan bumi. "Kebun itu," …
Puisi: Mengantar Sarawut Pulang (Karya Cecep Syamsul Hari) Mengantar Sarawut Pulang Ia pendiam seperti dua kawanku asal Thailand Di Korea Selatan dua tahun silam Di depan laptop Mac hamp…
Puisi: Dalam Genggaman Tanganmu (Karya Cecep Syamsul Hari) Dalam Genggaman Tanganmu Mengembara jauh ke relung-relung batinmu perjalananku berujung pada lembutnya tatapan matamu Pengembar…