Puisi: Teluh (Karya Ari Pahala Hutabarat) Teluh siapa yang tahu usia detak jam usia alir sungai usia gerimis ambai usia hambar percintaan siapa yang tahu mungkin kau tahu k…
Puisi: Blue Moon (Karya Cecep Syamsul Hari) Blue Moon Bulan biru jatuh dalam lautan jadi rumpon bagi ikan-ikan dan jembangan raksasa bagi bunga dan rumputan laut M…
Puisi: Air Mara (Karya Gus tf) Air Mara Laut, bagimu, tak mungkin lagi cuma gelombang. Air mara, ingatan melejang, bibir gemetar ke pasi kata. Ah, peri mungil, aku cu…
Puisi: Peramal (Karya Ari Pahala Hutabarat) Peramal : hudan noer Ada sungai, awan merah, dan saudagar yang ziarah di pasar tua. Ada retak batu kecubung, asmara renta serta rejeki y…
Puisi: Kenangan (Karya Cecep Syamsul Hari) Kenangan (1) Sepi yang jauh datang bersama kenangan pelan mengetuk pintu kamar Malam tinggal bulan sepenggal 1987 Ke…
Puisi: Peniup Suling (Karya Gus tf) Peniup Suling Sekarang, mari kita keluar dari waktu. Waktu kita tak sama. Malam bagimu, mungkin pagi bagiku. Tidakkah matahari sela…
Puisi: Ibrahim (Karya Ari Pahala Hutabarat) Ibrahim Di puncak Moria ini, aku kembali akan menebas kepala berhala, seperti dahulu aku menebas kepala berhala bikinan bapakku. Maafk…
Puisi: Wu Wei (Karya Ari Pahala Hutabarat) Wu Wei Kutunggu dan kau tak menjemputku Padahal sudah kusiapkan; Segelas teh pisang goring, dan Sore remang yang kemarau Bers…
Puisi: Kita Pernah (Karya Gus tf) Kita Pernah kita pernah berkenalan. musim hujan, air memanjat selokan. "sebut aku kepasrahan," katamu, timbul-tenggelam d…