Puisi: Rumah yang Terbuka (Karya Acep Zamzam Noor) Rumah yang Terbuka Jarum penglihatanku memasuki seluruh pori-pori Dalam tubuhmu. Keindahan yang kugali sering menjelma api Yang menyalakan s…
Puisi: Sendiri (Karya Acep Zamzam Noor) Sendiri Pada hamparan waktu memancar air mataku Kuperas dari kepedihan rindu dan gairah cinta Ibadahku tak …
Puisi: Angin dan Batu (Karya Acep Zamzam Noor) Angin dan Batu (1) Kenapa harus batu yang diam Dan bukan angin? Ia padat dan dingin Tapi bergolak bagai api …
Puisi: Sungai (Karya L.K. Ara) Sungai Seorang murid SD menangis Ia kehilangan sungai Tempat ia mandi Tempat ia mencuci Tempat ia bermain Adalah sungai Beri aku sung…
Puisi: Di Gunung Lokon (Karya Acep Zamzam Noor) Di Gunung Lokon Sebuah resonansi Digetarkan cahaya pagi Ujung dari doa yang murung mengendap di keheninga…
Puisi: Nokturno (Karya Acep Zamzam Noor) Nokturno Untukmu kunyanyikan lagu rinduku malam ini Dengan musik yang tenang kulayari gelombang pasang Kau tahu, betapa hening bunyi yang di…
Puisi: Di Museum Vincent Van Gogh, Amsterdam (Karya Acep Zamzam Noor) Di Museum Vincent Van Gogh, Amsterdam Di ranjang yang kusam kau menggeraikan Rambut ilalangmu. Dingin yang se…
Puisi: Perjalanan Hara (Karya Wisnhu Bagas M.) Perjalanan Hara Epitaf adalah pintu Menyatunya doa serta rasa rindu Setiap doa adalah lampu pada perjalan ini Yang kemudian menerangi gelap yang pali…
Puisi: Gerbang (Karya Darwanto) Gerbang Waktu melintas di perbatasan rasanya aku mengenal gerbang itu di antara rumput-rumput yang sedang hijau daun-daun kering yang telah dipetik w…