Puisi: Ternyata Aku yang Terdampar Itu (Karya Acep Zamzam Noor) Ternyata Aku yang Terdampar Itu Ternyata aku yang terdampar itu Lantaran menyerah, tak bisa menjawab Pertan…
Puisi: Doa Malam (Karya: W.S. Rendra) Doa Malam Allah di sorga. Dari rumah bambu sempitku di malam yang dingin tanganku yang rapuh menggapai sorga-Mu. Aku akan tid…
Puisi: Bimbang (Karya A. M. Dg. Myala) Bimbang Sabar! Sabar! Sabar! Inilah seruan yang acap kudengar: Heran daku benar-benar, Adakah ‘ku belum cukup bersabar? Sadar! Sadar! Sadar! …
Puisi: Ibu (Karya Wiji Thukul) Ibu jika kau menagih baktiku itu sudah kupersembahkan ibu waktu hidup yang tak kubiarkan beku itulah tanda baktiku kepadamu gula dan teh memang belum…
Puisi: Rindu (Karya A. M. Dg. Myala) Rindu Jikalau aku menjadi angin, Akan berbisik daku, berbisik, Biarkan segala yang merasai, Akan mendengar rindu dendamku, Biarkan segala yang menget…
Puisi: Perempuan yang Menunggu (Karya W.S. Rendra) Perempuan yang Menunggu Orang yang menunggu dan mengarungi waktu hati padang tanpa bunga udara dan batu sekali dikandungnya. Sepi ter…
Puisi: Ceritakanlah Ini kepada Siapapun (Karya Wiji Thukul) Ceritakanlah Ini kepada Siapapun Panas campur debu terbawa angin kemana-mana koran hari ini memberitakan kedungombo menyusut kek…
Puisi: Dua Burung (Karya W.S. Rendra) Dua Burung Adalah dua burung bersama membuat sarang. Kami berdua serupa burung terbang tanpa sarang. Sumber: Gajah Mada (1958…
Puisi: Indonesia Tanah Airku (Karya A. M. Dg. Myala) Indonesia Tanah Airku Sebagai bulan yang bersembunyi di balik awan, adalah Indonesia tanah airku! Perlahan-lahan, awan kabut yang tadinya ama…