Puisi: Hutan (Karya Sapardi Djoko Damono) Hutan (1) untuk Ully Sigar Rusadi hutan itu gericik air dari bukit sana bermuara di galas dan cangkir kita; hutan itu desau udara melintas cakrawala …
Puisi: Kenangan (Karya Sapardi Djoko Damono) Kenangan Tidak setiap orang bisa menjejalkan kenangan ke besok. Di mana gerangan tempat terbaik baginya? Ia milik kemarin, milik igau…
Puisi: Monumen Bambu Runcing (Karya Wiji Thukul) Monumen Bambu Runcing monumen bambu runcing di tengah kota menuding dan berteriak merdeka di kakinya tak jemu juga pedagang kaki lima berderet-deret …
Puisi: Rumah (Karya Nersalya Renata) Rumah ibu selalu menjadikan dirinya rumah bagi ayah rumah yang sekelilingnya dipagari rumah yang diubah-ubah ayah warna dinding…
Puisi: Sepotong Sajak (Karya Nersalya Renata) Sepotong Sajak apa yang bisa kuberikan padamu untuk kesabaranmu menemaniku main boneka, pasaran dan memboncengku setiap hari dengan sepe…
Puisi: Khayalan untuk Nenekku (Karya Nersalya Renata) Khayalan untuk Nenekku ( 1 ) selembar uang plastik : cukup untuk membayar tagihan telepon. listrik, dan belanja-belanji 30 tahun kedepan. Kh…
Puisi: Akhir Pekan (Karya Nersalya Renata) Akhir Pekan perempuan itu datang saban akhir pekan berjongkok di sisi gundukan itu membacakan surah dan doa-doa sebenarnya dia datang …
Puisi: Mati (Karya Nersalya Renata) Mati jika aku mati apakah kau akan mengawetkanku dalam puisi. Jakarta, 2008 Sumber: Lima Gambar di Langit-Langit Kamar (2015) Analisis P…
Puisi: Gerimis (Karya Cecep Syamsul Hari) Gerimis Di sudut sebuah perpustakaan yang mengandung angin basah pada bingkai-bingkai jendelanya, aku menemukan kembali wajahmu y…