Postingan

Puisi: Langit dan Laut di Timur (Karya M. Aan Mansyur)

Langit dan Laut di Timur Masa lampai sering kali kita tolak kilaunya. Sebagian bintang di langit adalah hantu. Kala hidup, mereka peta penuntun kita …

Puisi: Lalat (Karya Bakdi Soemanto)

Lalat Seekor lalat musim penghujan jatuh ke dalam gelas. Ia telah terjebak ke dalam ketakterdugaan. Setelah menghirup mani…

Puisi: Mengunjungi Museum (Karya M. Aan Mansyur)

Mengunjungi Museum 1. Ada remaja abadi yang tidak kaukenal dalam diriku. Selalu, di museum yang sama, ia seperti patung belum dirampungkan pahat. Ia …

Puisi: Berhadapan dengan Langit yang Biru (Karya Bakdi Soemanto)

Berhadapan dengan Langit yang Biru Berhadapan dengan langit yang biru terbukalah cakrawala yang biru menantang untuk damai den…

Puisi: Kemarau (Karya Bakdi Soemanto)

Kemarau Kemarau menggulung tikar waktu mendung bergantung di ujung hari. Apakah kehidupan seperti musim melap keringat duk…

Puisi: Mengunjungi Ambon (Karya M. Aan Mansyur)

Mengunjungi Ambon Langit di atap teluk berwarna layar televisi yang sudah lama menolak aliran listrik. Sedih dan menarik. Kucatat empat hal lain untu…

Puisi: Kebun (Karya Ari Pahala Hutabarat)

Kebun lugu. kau mencari akar buahmu. kau mencari hulu sungaimu kau mencari jantung patungmu. kau mencari lubuk lautmu. lugu mengapa pula ka…

Puisi: Menjadi Kemacetan (Karya M. Aan Mansyur)

Menjadi Kemacetan Kita lelah dan mesin-mesin ini tidak tahu bergerak. Kauingin aku jadi sesuatu yang ringan dan pandai terbang. Aku lebih suka andai …

Puisi: Surga (Karya Ari Pahala Hutabarat)

Surga Kucari api di lorong rusukku. Mengapa salju dan wasangka yang tergesa membuka baju. Inikah rumah? 2010 Analisis Puisi: Puis…
© Sepenuhnya. All rights reserved.