Puisi: Jendela Perpustakaan (Karya M. Aan Mansyur) Jendela Perpustakaan Langit menyentuh buku-buku pada sore hari ketika para pengunjung diminta berhenti membaca. Seorang petugas akan menutupnya dan t…
Puisi: Surat (Karya Ari Pahala Hutabarat) Surat asmara adalah kabut yang semakin lama semakin memudar hingga bayangan wajahmu semakin sukar kugambar 2010 Analisis Pu…
Puisi: Dalam Mimpi (Karya Ari Pahala Hutabarat) Dalam Mimpi Dalam mimpi, apa pun bisa terjadi Nuh tidak karam di atas bukit dan Ismail berlari dari puncak Moria karena itu jika tadi ma…
Puisi: Fitnah Kekasih (Karya Ari Pahala Hutabarat) Fitnah Kekasih Katamu—namaku adalah lambat langkah jam yang mengetuk-ngetuk gerbang kota saat Sang Kekasih datang dan mengalirka…
Puisi: Membangun Rumah (Karya Ari Pahala Hutabarat) Membangun Rumah di tubuhmu aku melihat rumah-rumah yang runtuh. jendelanya koyak-patah. pintunya hilang, ubin pecah, cat terkelupas, dan sumur keront…
Puisi: Jangan Aku Disuruh Diam (Karya Rachmat Djoko Pradopo) Jangan Aku Disuruh Diam barangkali jalan aspal bakal jadi alas kaparan tubuhku dan darah yang menggenang air suci penghabisan kan hilang dari pandang…
Puisi: Sepupu (Karya Ari Pahala Hutabarat) Sepupu kunjungi aku sekali waktu. kita sudah lama kenal. telah banyak kau potret pantai dan muslihat yang dibuat raksasa untuk menjeb…
Puisi: Kenapa (Karya A.A. Navis) Kenapa Tidakkah tuan dengar segala rintih keluh kesah suara serak oleh tangis sepanjang waktu? Tidakkah tuan lihat bangkai hidup tinggal kulit pembal…
Puisi: Terlepas (Karya A.A. Navis) Terlepas Kalau dunia mulai dirasa hampa sinar mentari tidak lagi berwaktu tiba siang, malam, pagi dan petang tiada lagi yang dapat dirancang. Terkapa…