Postingan

Puisi: Catatan Seorang Pedagang di Pasar Terong Makasar (Karya M. Aan Mansyur)

Catatan Seorang Pedagang Di Pasar Terong Makasar Dulu aku tak percaya orang lain berani mengusirku dari rumah sendiri. Tapi kota ini memaksaku paham …

Puisi: Kau Tidak Akan Mengerti (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Kau Tidak Akan Mengerti kau tidak akan mengerti subuh yang meninggi di antara kaki-kaki kerbau dingin dan kerdil air sawah yang hitam berkilat di mat…

Puisi: Menjadi Lumba-Lumba (Karya M. Aan Mansyur)

Menjadi Lumba-Lumba Aku pernah punya mimpi. Kau menulis angka-angka penanda di bahuku, semacam tato permanen. Aku juga menulis angka-angka serupa di …

Puisi: Sungai Tua (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Sungai Tua di saat kesepian menikam-nikam dada berkisarlah sungai tua dari desa ke desa penghuninya telah lama membuang wajah ke kota juga kupu-kupu …

Puisi: Menjadi Hantu (Karya M. Aan Mansyur)

Menjadi Hantu Aku ingin tidur seharian di sepatumu saat kau pergi ke kantor menggunakan sepatu lain. Menunggumu di rumah tanpa mengeluh. Aku ingin ja…

Puisi: Sungai Mekong (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Sungai Mekong (1) Sungai Mekong, kupilih namamu kerna aku begitu sepi kau kubenamkan dadaku ke dasarmu kaki kananku ke bulan kaki kiriku ke matari ka…

Puisi: Mengisahkan Kebohongan (Karya M. Aan Mansyur)

Mengisahkan Kebohongan Selalu kau ceritakan tentang seorang laki-laki tua yang mencintai taman kota. Dia senang bicara kepada pohon. Dia sedih karena…

Puisi: Petualang (Karya W.S. Rendra)

Petualang Diserahkannya rindunya pada tali-tali gitar hatinya tidak lagi di badannya. Tanah ibu yang jadi asing kecuali dirindu terbaring…

Puisi: Kepada Tanah Air (Karya Budiman S. Hartoyo)

Kepada Tanah Air apa yang kukatakan padamu ya, tumpahan segala kerja apalah yang bisa kuberikan padamu wahai, cucuran darah jelata ter…
© Sepenuhnya. All rights reserved.