Postingan

Puisi: Malam Sabtu (Karya Taufiq Ismail)

Malam Sabtu Berjagalah terus Segala kemungkinan bisa terjadi Malam ini Maukah kita dikutuk anak-cucu Menjelang akhir abad ini Karena …

Puisi: Waktu Telah Memanggil Kau Pulang (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Waktu Telah Memanggil Kau Pulang (belasungkawa buat seorang penyair) waktu telah memanggil kau pulang dan angin pun menggoyangkan tingkap kolam gemen…

Puisi: Berbeda Pendapat (Karya Taufiq Ismail)

Berbeda Pendapat kucatat ahli masuk bui, A. Qadir Djelani di zaman demokrasi terpimpin dua kali di zaman demokrasi pancasila lagi dua kali Isa Ansyar…

Puisi: Menyunting Sajak Untukmu (Karya M. Aan Mansyur)

Menyunting Sajak Untukmu Jangan banyak bicara. Di pusat tiap kata ada sesuatu yang selalu siap meledakkan pembuluh darahmu. Halus dan berbahaya seper…

Puisi: Digulungnya Senja (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Digulungnya Senja dan hari pun lebur dalam ruang tanpa tiang bagai kaca berkecaian dalam kabus menembus langit bagai tembaga berhancuran dibentangnya…

Puisi: Mendengar Radiohead (Kary: M. Aan Mansyur)

Mendengar Radiohead Aku ingin belajar menangis tanpa air mata, perasan perasaan- perasaan yang lembap. Aku percaya ada perihal semacam itu; peri yang…

Puisi: Seolah Matamu (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Seolah Matamu matamu merenung ke dalam kamar kami yang gelap meninggalkan kesan abadi kemerlapan bintang remukan bulan di mulut cangkir kami pun jadi…

Puisi: Bagaimana Kalau (Karya Taufiq Ismail)

Bagaimana Kalau Bagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam, tapi buah alpukat Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat …

Puisi: Menjatuhkan Bintang-Bintang (Karya M. Aan Mansyur)

Menjatuhkan Bintang-Bintang Aku akan menggulung langit malam seperti karpet Turki dan menjualnya kepada penawar tertinggi. Akan aku lepaskan binatang…
© Sepenuhnya. All rights reserved.