Postingan

Puisi: Tatkala Sepi (Karya Herman RN)

Tatkala Sepi Tatkala sepi bukan lagi hanya ada pada penantian tak pasti Serupa ada yang luput dari ingatan Menjerumput dalam pekat malam S…

Puisi: Sajak Tikus dan Kucing (Karya Herman RN)

Sajak Tikus dan Kucing Tikus mendengus bau kucing Sembunyi di bawah kolong lembab noda Dan tertawa bahak ketika kucing datang Karena kucin…

Puisi: Cinta (Karya Herman RN)

Cinta Seperti apa cintamu, kekasih seperti bulan di malam harikah atau seperti luas laut lebih luas lagi sejagat inikah atau seperti per…

Puisi: Menonton Film (Karya M. Aan Mansyur)

Menonton Film Semesta di mana orang-orang bijak mabuk mengelilingi meja kayu besi sambil membahas masa depan kita. Udara terbuat dari asap. Aku dan k…

Puisi: Kekasih Insan (Karya Herman RN)

Kekasih Insan Dalam rentang asyura ada karbala Dalam bingkai ramadan ada malam qadar Pada keagungan rajab ada israk mikraj Pada rabiul aww…

Puisi: Dialog Sebuah Keluarga (Karya Herman RN)

Dialog Sebuah Keluarga Seorang bapak berkata pada anaknya "kamu harus bisa membaca" anak malah mengetus, "apa bapak…

Puisi: Kesunyian Ini Amat Panjang (Karya Herman RN)

Kesunyian Ini Amat Panjang O, kekasih Kesunyian ini teramat panjang meredam tanpa pusara diantara bebatuan berdenting berpaling dari gem…

Puisi: Laut Berparuh Merah (Karya M. Aan Mansyur)

Laut Berparuh Merah Akan kuhentikan tahun-tahun diamku demi mengatakan kau cantik. Setelah itu, aku bunuh diri. Atau memintamu menjadi seekor gagak y…

Puisi: Haiku Laut (Karya Herman RN)

Haiku Laut bukan karena gulunganmu bumi luruh tapi peluh lupa diseka berakar taqwa kami melupa. 2017 Analisis Puisi: Puisi "Haiku…
© Sepenuhnya. All rights reserved.