Postingan

Puisi: Haiku 12 Purnama (Karya Catur Stanis)

Haiku 12 Purnama Januari menggigil dalam bekap beku rembulan yang memanggil waktu hujan rindu membatu diluruhkan Februari p…

Puisi: Kupu-Kupu (Karya Catur Stanis)

Kupu-Kupu kupu-kupu itu selalu menjelma dirimu dalam rupa yang beraneka menjerat mata untuk menatapnya aku tak ingin tanya terhenti namu…

Puisi: Batu-Buta-Tabu-Tuba (Karya Catur Stanis)

Batu-Buta-Tabu-Tuba Batu itu terlempar di mataku butalah aku gara-gara permainan tabu yang menjadi tuba dalam hidupku. 2012 An…

Puisi: Bisa Jadi (Karya Catur Stanis)

Bisa Jadi bisa jadi akulah penyair salon dengan secawan anggur di tangan ku pinang rembulan dalam dekapan bukan ku tak ingin m…

Puisi: Hujan yang Berwarna Hitam (Karya Ahda Imran)

Hujan yang Berwarna Hitam Hujan yang berwarna hitam adalah hantu yang bersedih dirangkumnya sekalian malam …

Puisi: Sungai Kapuas (Karya Ahda Imran)

Sungai Kapuas (- Markunyang) aku telah meminum air Kapuas dan kau telah datang ke dalam tubuhku maka kau …

Puisi: Ulang Tahun di Kedai Sate Padang (Karya Ahda Imran)

Ulang Tahun di Kedai Sate Padang Baik, tuan, 49 tusuk daging lidah (Maaf, sekali ini saja tuan ingatlah padaku. Lidah senyap yang mengunya…

Puisi: Mengingatmu Sekali Lagi (Karya Ahda Imran)

Mengingatmu Sekali Lagi Begitulah aku mengingatmu sekali lagi lewat hujan yang berlari ke arahku lewat lukisan perempuan dengan bintik c…

Puisi: Kepada Kaum Paderi (Karya Ahda Imran)

Kepada Kaum Paderi Mereka memberi nama pada-Ku lalu dengan nama itu mereka mengikat dan membatasi-Ku Mer…
© Sepenuhnya. All rights reserved.