Postingan

Puisi: Tetapi (Karya Hamid Jabbar)

Tetapi Begitulah, sehabis berbincang dengan semut yang pendiam itu aku pun sempat terdiam sesaat, mengenang entah apa-apa yang sempat …

Puisi: Sangsaiku (Karya Hamid Jabbar)

Sangsaiku sangsaiku terpanggang di tungku malam larut larut waktuku dipanggang bara sangsai berat berat beban membenam bahu malam tanpa bulan bulan-b…

Puisi: Di Taman Bunga, Luka Tercinta (Karya Hamid Jabbar)

Di Taman Bunga, Luka Tercinta Di taman bunga, cinta dan luka mekar juga bersama. Para pelayat melebur-cucurkan rindunya bersama gaung sera…

Puisi: Doa (Karya Hamid Jabbar)

Doa (I) rasa tak berdaya juga yang terasa du aduh dia menikam dalam upaya ya rabbi kukuhkan padaku taqwa! 1975 …

Puisi: Telepon (Karya Hamid Jabbar)

Telepon yang dia itu siap deringkan sekeranjang kring panjang kriing! siaplah. barangkali itulah kring penghabisan yang akan…

Puisi: Nyanyian Negeri Jajahan (Karya Hamid Jabbar)

Nyanyian Negeri Jajahan gunung mati berkabut mati bertapa tuan berlupa diri bukit mati berlembah mati dipenggal tuan …

Puisi: Banyak Orang Menangis, Kekasih (Karya Hamid Jabbar)

Banyak Orang Menangis, Kekasih banyak orang menangis, kekasih, banyak orang menangis sepanjang gang sepanjang hari-hari menangis seperti aya…

Puisi: Bunga (Karya Hamid Jabbar)

Bunga Bunga tumbuh mekar mewangi aroma dalam segala suasana kau dan aku. Bunga dari senyum adalah luka yang redam dalam cakrawa…

Puisi: Ternyata (Karya Hamid Jabbar)

Ternyata Kalau bukan karena angin, tak kutahu indahnya lagu. Kalau bukan karena angan, tak kutahu indahnya rindu. Kalau bukan ka…
© Sepenuhnya. All rights reserved.