Postingan

Puisi: Pour Dons (Karya Sapardi Djoko Damono)

Pour Dons Sepanjang jalan layang itu di belakang kemudi ia bersenandung menatap lurus ke depan sesekali mengerdipkan mata dan dengan teratur men…

Puisi: Kita Membuat Sangkar (Karya Sapardi Djoko Damono)

Kita Membuat Sangkar Meskipun Tak Ada Seekor Burung Pun yang Berjanji Ikhlas Kita Pelihara Dalam sangkar yang h…

Puisi: Nuh (Karya Sapardi Djoko Damono)

Nuh Nuh berpesan, kita harus membuat perahu. Kita muntah: banjir besar itu apa sudah direncanakan sejak lama?…

Puisi: Surat Anak Kepada Ibunya (Karya Diah Hadaning)

Surat Anak Kepada Ibunya yang Ditinggalkan di Suatu Kampung Nelayan Pada hari kukatakan aku mesti pergi ibu, kau cari-cari dusta dalam matak…

Puisi: Pohon Rambat (Karya Sapardi Djoko Damono)

Pohon Rambat Pohon rambat itu mendaki anjang-anjang yang kaujalin di pekarangan belakang rumahmu. Pada pa…

Puisi: Ibu bagi Seorang Anak (Karya Aspar Paturusi)

Ibu bagi Seorang Anak Harimu bukan hanya desember, ibu sahut seorang anak jelang hari ibu bagiku, engkau ada di semua hari dengan kasih sayang sorot …

Puisi: Ketika April pun Usai (Karya Diah Hadaning)

Ketika April pun Usai Nyanyi-nyanyi telah terekam dalam hati dan melati segar telah telah sempurna dalam puis…

Puisi: Kami Mendengar Nyanyian (Karya Sapardi Djoko Damono)

Kami Mendengar Nyanyian Pagi ini kami mendengar nyanyian dalam sebutir telur: kami berdiri di bawah sebatang pohon tua, ranting-rantingnya rangg…

Puisi: Kata (Karya Sapardi Djoko Damono)

Kata (1) Matahari, yang akhir-akhir ini jarang sekali kauperhatikan, pagi ini menerobos celah-celah jendela kamar sampai  ke wajahmu. "…
© Sepenuhnya. All rights reserved.