Puisi: Di Taman-Taman (Karya Ahmad Faisal Imron) Di Taman-Taman apabila seorang pencuri tersungkur di sungai itu ia sama lusuhnya dengan ingatanku saat ini begitulah, di stasiun kelabu, pu…
Puisi: Solo (Karya Ahmad Faisal Imron) Solo tersusun di langit yang ikal warna kuning kumparan awan seseorang tak dikenal membekukan diri pada se…
Puisi: Tasik dan Sebatang Pohon (Karya Ahmad Faisal Imron) Tasik dan Sebatang Pohon bahkan di situ di antara garis lengkung, bercak-bercak kelabu orang-orang membandin…
Puisi: Maliun Hawa (Karya Ahmad Faisal Imron) Maliun Hawa setelah itu kau datang padaku membawa sebuah parodi yang tak terduga bahwa masih di kamar …
Puisi: Bentar Utara (Karya Ahmad Faisal Imron) Bentar Utara di Bentar Utara di langit yang sekuning Van Gogh kapinis menggores sebentuk tangis untukmu, y…
Puisi: Walantaka (Karya Ahmad Faisal Imron) Walantaka di jalan itu ada banyak kerikil kerikil serta cahaya bulan seseorang menyandarkan cintanya pada …
Puisi: Mazla (Karya Ahmad Faisal Imron) Mazla engkau selalu menjadi Geisha dalam setiap mimpiku aku, tentu seorang pembawa keranda yang tak mung…
Puisi: Surat Api (Karya Ahmad Faisal Imron) Surat Api dari selembar surat ia meminta sebuah negeri tubuhnya yang bengkak, rambutnya yang miskin namun be…
Puisi: Batas (Karya Ahmad Faisal Imron) Batas tak ada salak anjing bintang jatuh, di nisan tua yang rapuh tak ada sesuatu yang terjaga pada pemb…