Puisi: Jalan-Jalan di Jakarta (Karya Medy Loekito) Jalan-Jalan di Jakarta Tak lagi kumengerti kemana jalan-jalan ini mampu berjuta manusia tersesat bersama ku…
Puisi: Betapa (Karya Medy Loekito) Betapa Betapa sangsai rindu Betapa duri sepi Betapa asing diri. Analisis Puisi: Puisi "Betapa" karya Medy Loekito a…
Puisi: Di Halaman Rumah (Karya Medy Loekito) Di Halaman Rumah Musim hujan datang di pucuk-pucuk daun membawa pelangi ke halaman rumah. Analisis P…
Puisi: In Solitude (Karya Medy Loekito) In Solitude Ingin kucumbu bulan malam ini menanggalkannya dari langit dan membawanya dalam sepiku. 199 2 …
Puisi: Melati Biru (Karya Medy Loekito) Melati Biru Kupungut ludahku dalam anak sungai yang mengalir lalu kutanam pada celah rimba dan aku men…
Puisi: Berkatilah Jakarta, Tuhan (Karya Medy Loekito) Berkatilah Jakarta, Tuhan Siapa yang tak menangis melihat Jakarta ia seperti penderita kusta yang tak boleh mati. Sumber: Jakarta, Senja…
Puisi: Nyanyian Lapar (Karya Husain Landitjing) Nyanyian Lapar betapa dinginnya hidup dalam sunyi betapa dinginnya malam hari angin nanar mengacau rambut pikirannya yang kotor dan pada malam-malam …
Puisi: Belerang Biru (Karya Husain Landitjing) Belerang Biru (1) ia sangat rindu untuk sampai lekas ke rumahnya lantaran janji serta suatu kehendak besar betapapun beratnya mengatasi akan sebuah m…
Puisi: Sesekali (Karya Herwan FR) Sesekali Sesekali aku berjalan ke arahmu Seperti anak ingin dimanja Sesekali aku mandang kedip matamu seperti aku jatuh cinta padamu Sesekali aku men…