Postingan

Puisi: Rakyat (Karya Sandy Tyas)

Rakyat rakyat adalah segelintir manusia para yang mulia dalam pemerintahan politisi, ahli-ahli ekonomi , para raja uang negarawan-negarawan ulung yan…

Puisi: Orang-Orang Kecil (Karya Sandy Tyas)

Orang-Orang Kecil orang-orang kecil adalah bidak-bidak catur benda permainan tanpa jiwa tanpa martabat mereka bukanlah mah…

Puisi: Surat Kecil bagi Charlie (Karya Sandy Tyas)

Surat Kecil bagi Charlie charlie yang baik ingatkah kau masih malam cocktail di ruang konperensi lokstedt? ceritamu yang lanca…

Puisi: Cicuruk (Karya Sandy Tyas)

Cicuruk hidup yang indah ialah ini hari di mana para lelaki masih sempat mengerti kesetiaan bini di mana para bayi sempat …

Puisi: Kemarilah (Karya Sandy Tyas)

Kemarilah wahai lelaki jangan menunduk ke tanah di tanah hanya ada salju atau kau kepulkan asap rokok menutup mukamu kenap…

Puisi: Pintu (Karya Sandy Tyas)

Pintu sebuah pintu rapuh dalam dekorasi modern tanpa kunci terbuka selalu bagi siapa saja debu, angin ditampungnya ia lebih baik dari manusia matanya…

Puisi: Sylvia Tua Menyanyi (Karya Sandy Tyas)

Sylvia Tua Menyanyi kau pergi berlalu jangan dengarkan tanyaku lihatlah airmataku bukan pada mukaku kau pergi berlalu mata…

Puisi: Nyonya Küger (Karya Sandy Tyas)

Nyonya Küger sungai mains yang panjang memisahkan dua jalanan di depan mata, rumah-rumah tua, gereja lama pohonan gundul, moto…

Puisi: 20 September 1966 (Karya Sandy Tyas)

20 September 1966 seorang kawan menepuk bahu pandangannya tajam pasti, suaranya berat: bagaimana seandai situasi politik berbalik kaum pengkhianat ke…
© Sepenuhnya. All rights reserved.