Postingan

Puisi: Sajak Berbingkai (Karya Ulfatin Ch.)

Sajak Berbingkai Ayah Untukmu kutulis sajak berbingkai daun dan bunga. Di atas meja kutempatkan ia agar dapat kaupandang saat datang bulan bercahaya.…

Puisi: Kekasih Hujan (Karya Ulfatin Ch.)

Kekasih Hujan Sebab rinai kekasih hujan kutitipkan mata pelangiku padanya agar rindu terbayarkan Sebab guntur kekasih awan kusematkan mata cintaku pa…

Puisi: Jika Kau Tak Menjelma Hujan (Karya Ulfatin Ch.)

Jika Kau Tak Menjelma Hujan Jika kau tak menjelma hujan mungkin tak terhapus rindu di mataku Dan angin hanya menggemakan kresek daun jatuh yang menim…

Puisi: Kembalikan Dukamu (Karya Apip Mustopa)

Kembalikan Dukamu - kepada yang kehilangan rumah kembalikan dukamu pada api yang telah melumatkan rumahmu sepi kembalikan dukamu pada air yang telah …

Puisi: Catatan Kecil Reformasi (Karya Ulfatin Ch.)

Catatan Kecil Reformasi ( 1 ) Jalanan sepi. Angin pun mlengos terbentur batu-batu. Kami berjalan berpapasan kereta manusia yang pulang dan pergi, men…

Puisi: Menatapmu Ketika Malam (Karya Ulfatin Ch.)

Menatapmu Ketika Malam Menatapmu di pijaran lampu 10 watt ketika malam laut gemuruh di dadaku Sungai-sungai mengalirkan gairah embun pagi menawarkan …

Puisi: Lagu Hujan (Karya Ulfatin Ch.)

Lagu Hujan ( 1 ) Hujan menurunkan nyanyinya di bukit yang teduh di hati gemuruh Tetes-tetesnya meninggalkan jejak seperti sajak yang tinggal berhambu…

Puisi: Ketika Angin Menyela Rindu (Karya Ulfatin Ch.)

Ketika Angin Menyela Rindu Dan angin pun gagal menyela rindu pada pokok daun yang kemudian gugur  Hujan pun turun         ke hulu mengekalkan batu   …

Puisi: Telah Musnah Sangkuriang (Karya Apip Mustopa)

Telah Musnah Sangkuriang telah musnah sangkuriang di dasar bandung dihanyut air cikapundung duka itu tertumpah di citarum menembus gunung-gunung lari…
© Sepenuhnya. All rights reserved.