Postingan

Puisi: Jenderal Lu Shun (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Jenderal Lu Shun Jenderal Lu Shun kewalahan. Ia tidak dapat menyelesaikan puisinya. Ia baru menulis dua dari em…

Puisi: Mata Penyair (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Mata Penyair         Ketika terbuka jendela, terdengar hiruk-pikuk kota. "Apa saja yang sudah kuberikan padamu," kata peny…

Puisi: Nyanyian Alamanda (Karya Ulfatin Ch.)

Nyanyian Alamanda Alamanda di taman menjuntai. Kami menyaksikan dari jendela di balik korden terlepas. Tak ada cahaya seperi kilat hujan saat itu. Ka…

Puisi: Ziarah Rindu (Karya Ulfatin Ch.)

Ziarah Rindu Di tanahmu, ibu. Aku pulang membuka catatan lama tentang rindu dan harapan Di tanahmu, ibu. Hujan kupatahkan agar derainya tak berujung …

Puisi: Om (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Om Di dalam sajak tidak terjadi suatu apa. Kejadian sudah habis tertumpah dalam cerita, yang berputar- putar…

Puisi: Sajak yang Dewasa (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Sajak yang Dewasa Sajak yang dewasa sudah tak peduli apakah aku menangis atau ketawa Di muka cermin aku tak mengenal lagi ia bayanga…

Puisi: Sajak yang Tak Peduli (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Sajak yang Tak Peduli Sajak yang dewasa sudah tak peduli apakah aku menangis atau ketawa Di muka cermin aku tak mengenal lagi ia ba…

Puisi: Sajak Sejenak (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Sajak Sejenak Tamu... Masih ada yang mau singgah di pondok tua – kesan sesal gamit rindu, gores duka bi…

Puisi: Hujan Januari (Karya Ulfatin Ch.)

Hujan Januari Tak ada batas jemu, jika terus menatap kamu bahkan angin pun tak mengajakku surut Seperti hujan januari kau mengguyurkan rindu Prasasti…
© Sepenuhnya. All rights reserved.