Postingan

Puisi: Penyanyi yang Pulang Dinihari (Karya Joko Pinurbo)

Penyanyi yang Pulang Dinihari Ia melewati jalan yang sudah bosan menghitung langkahnya. Rambutnya menyimpan kunang-kunang. Matanya ingin m…

Puisi: Sakramen (Karya Joko Pinurbo)

Sakramen Tubuhmu kandang hewan tempat seorang perempuan singgah melahirkan anaknya yang malang. Tubuhmu bukit tandus tempat kau salibk…

Puisi: Mandi (Karya Joko Pinurbo)

Mandi Mereka tiba di kamar mandi menjelang tengah malam ketika langit terang dan bulan sedang cemerlang. Pemimpin rombongan segera angkat bi…

Puisi: Daerah Terlarang (Karya Joko Pinurbo)

Daerah Terlarang Tiba di ranjang, setelah lama menggelandang ia memasuki daerah terlarang. Ranjang telah di…

Puisi: Selamat Malam, Jenderal (Karya Joko Pinurbo)

Selamat Malam, Jenderal Ia punya tato jenderal di tubuhnya. Selamat malam, jenderal. Aku mau tidur. Dengan s…

Puisi: Mata Waktu (Karya Joko Pinurbo)

Mata Waktu Pagi menemukan mata di atas daun: mata embun yang berbinar-binar melihat matahari menghangatkan matamu. Pagi berkata, "Ah…

Puisi: Pulang Rinduku yang Penuh (Karya Joko Pinurbo)

Pulang Rinduku yang Penuh Pecah di atas jalanan macet sebelum aku tiba di ambang ambungmu. Kegembiraanku …

Puisi: Dokter Mata (Karya Joko Pinurbo)

Dokter Mata Belakangan ini saya banyak mendapat gangguan mata. Apa dan siapa yang saya lihat sering tampak be…

Puisi: Tahi Lalat (Karya Joko Pinurbo)

Tahi Lalat Pada usia lima tahun ia menemukan tahi lalat di alis ibunya, terlindung bulu-bulu hitam lembut, …
© Sepenuhnya. All rights reserved.