Postingan

Puisi: Amsal Gerabah (Karya Kurnia Effendi)

Amsal Gerabah – dari penyair penggemar kartu pos kepada penyair pemuja keramik Tiada hari libur bagi segunduk lumpur Dia patuh pada mantra yang tak u…

Puisi: Molen de Valk (Karya Kurnia Effendi)

Molen de Valk Berbaring di sini, tanpa kekasih Kubayangkan secangkir kopi mendidih Empat bilah kayu itu berputar pelan Angin hanya berkelindan Roda m…

Puisi: St Martin’s Domkerk, Anno 1254 (Karya Kurnia Effendi)

St Martin’s Domkerk, Anno 1254 Kupandang sisa gereja yang anggun Sisi wajahnya pias ditimpa cahaya Alun-alun kecil ini pernah jadi tempat misa Diambi…

Puisi: Haiku tentang Tahun yang Baru (Karya Kurnia Effendi)

Haiku tentang Tahun yang Baru 1. Turun perlahan Langit dan kembang api Di awal pagi 2. Waktu dan embun Ingin terlambat bangun Pun matahari 3. Jatuh m…

Puisi: Lelaki Semburat Matahari (Karya Kurnia Effendi)

Lelaki Semburat Matahari Biarkan sebuah pagi kembali melewati gelap jalan ini mengendap dari dasar perigi dan saat semburat cahaya matahari terlukis …

Puisi: Kamuflase (Karya Bambang J. Prasetya)

Kamuflase Jangan ganggu aku menjaring misteri di awang-awung berloncatan malaikat kepaknya senandung keabadian air pegunungan membasuh resah Kutangka…

Puisi: Tangis Ranting (Karya Pudwianto Arisanto)

Tangis Ranting tangis ranting terbata-bata di arangku menggema lagi sampai bermil-mil jauh dilihatnya aku mengais cuaca merenda alam mencatat jarak s…

Puisi: Tan Swat Hwa (Karya Kurnia Effendi)

Tan Swat Hwa Disisakan satu meja dengan vas Ungu: semacam replika masa lalu Tanganku gemetar menjangkau Kenangan yang kaupajang Di lemari kaca: tembu…

Puisi: Meniti Jalan Setapak Siang Hari (Karya Juniarso Ridwan)

Meniti Jalan Setapak Siang Hari jalan yang simpang-siur ini menuju lereng bukit, batu-batu menelorkan sepi dari gumpalan kabut. Akar serabut melewati…
© Sepenuhnya. All rights reserved.