Postingan

Puisi: Luka Tubuh (Karya Alex R. Nainggolan)

Luka Tubuh luka tubuh manakah lagi yang singgah setelah kau pergi jauh, bersitatap dengan keluh dan aku terteluh hinggap di kedala…

Puisi: Tangis Rumah (Karya Alex R. Nainggolan)

Tangis Rumah tangis rumah membasah ruangan senyap hanya sayup sinetron di tepi tv aku mengalungkan ingatan mengingat batukmu y…

Puisi: Trowulan (Karya Gunoto Saparie)

Trowulan aku pun tergagap membaca riwayat dari relief dan batu bata arca-arca pun hanya fana tak teraba…

Puisi: Menghitung Kalender (Karya Alex R. Nainggolan)

Menghitung Kalender aku menghitung kalender. musim-musim membuka dirinya lebih pahit dari getah tebu dalam tubuhku adakah yang ter…

Puisi: Percakapan (Karya Alex R. Nainggolan)

Percakapan mestinya suaramu yang menjamu dengan merdu tapi yang kudapati hanya maki dan umpat bersandar di ujung handphone l…

Puisi: Semalam di Tanjungkarang (Karya Alex R. Nainggolan)

Semalam di Tanjungkarang semalam terdampar pada sebuah kota yang lama berakar getah cahayanya terasa juga linu di mata tapi ad…

Puisi: Buat Anwar (Karya Alex R. Nainggolan)

Buat Anwar aku ingin berdoa sepertimu mengetuk di pintu-Nya mungkin akan terbuka menampung segala keluh yang berkerumun di tub…

Puisi: Kecambah (Karya Alex R. Nainggolan)

Kecambah apa yang kaukira telah tiada sebenarnya ia cuma mati suri kelak ia akan berkecambah membelah tubuhnya mungkin sesekal…

Puisi: Gadis (Karya Alex R. Nainggolan)

Gadis - assyifa chalisa nainggolan engkau telah gadis sekarang. betapa aku menjadi ayah. haru menyelinap di mata. engkau terus tumbu…
© Sepenuhnya. All rights reserved.