Postingan

Puisi: Playon (Karya F. Aziz Manna)

Playon garis awal, garis pintu, satu kaki di depan, saut kaki di belakang, kepala lurus, angin bersidorong. yang lalu lintaslah, yang l…

Puisi: Malam (Karya F. Aziz Manna)

Malam bibir bibir bunga rumput merunduk menghadap cahaya rukuk bibir bibir bunga rumput mengatup Surabaya, 2002 Puisi:…

Puisi: Sebagai Aku yang Gigil Sendiri (Karya Nanang Suryadi)

Sebagai Aku yang Gigil Sendiri Sebagai aku yang gigil sendiri, tak memahami, cinta dan benci setipis kulit ari O beri aku puisi ma…

Puisi: Kita Berayun (Karya Nanang Suryadi)

Kita Berayun kita terpana pada yang fana, dan tergila pada yang sementara, karena hidup hanya sebentar kita ingin selalu saja sege…

Puisi: Gedung-Gedung yang Menjalar di Kotamu (Karya Nanang Suryadi)

Gedung-Gedung yang Menjalar di Kotamu gedung-gedung yang menjalar menjulang di kotamu menyimpan rahasia kanak-kanak yang tak usai me…

Puisi: Pintu (Karya F. Aziz Manna)

Pintu memandang dari balik pintu ada yang tiba-tiba berdegup di balik lipatan-lipatan itu memandangmu dari balik pintu ada yang…

Puisi: Di Saat Senja (Karya Nanang Suryadi)

Di Saat Senja sekeping senja yang kau pungut dari langit warna jingga, sekeping senja yang memantul-mantul di dalam bola mata, cah…

Puisi: Senja yang tak Lagi Menggoda (Karya Nanang Suryadi)

Senja yang tak Lagi Menggoda apakah senja tak lagi menggoda, hingga tiada lagi puisi ditulis untuk mengabadikannya? 2015 …

Puisi: COLUMBUS (Karya Nanang Suryadi)

COLUMBUS kita akan berlayar kemana columbus ke barat atau ke timur? ke negeri-negeri tak bernama negeri-negeri yang kelak akan…
© Sepenuhnya. All rights reserved.