Postingan

Puisi: Adalah Waktu (Karya Nanang Suryadi)

Adalah Waktu Adalah waktu yang berdering hingga puisi menyaring adalah mimpi yang bertadah hingga lamun menyerah adalah da…

Puisi: Intro (Karya Nanang Suryadi)

Intro aku tak mengerti, katamu pada sajak banyak ruang terbuka terjemah kehendak, pada langit luas atau gelombang berdentaman,…

Puisi: Penerimaan (Karya Nanang Suryadi)

Penerimaan yang ingin berlari pada rengkuhmu, adalah lelaki menemu ujung angan, rambut poni lurus menutup dahi apa yang dibica…

Puisi: Legian (Karya Nanang Suryadi)

Legian tak kutemu wajahmu, dalam derum, tapi, wajah siapa menari, dalam musik memekak, engkau? digamit senja …

Puisi: Pada Semangkok Es Kacang Merah (Karya Nanang Suryadi)

Pada Semangkok Es Kacang Merah seperti es yang segera mencair, lumeran susu, dan kacang merah yang diaduk. kau sebagai cerita yang men…

Puisi: Sehangat Kenangan Mengetuk (Karya Nanang Suryadi)

Sehangat Kenangan Mengetuk Seteguk demi seteguk hangat air jeruk, ingatkan Rindu mengetuk, kenangan Sebagai jejemari matahari, s…

Puisi: Demikian, Kau (Karya Nanang Suryadi)

Demikian, Kau "kau ingat dongeng itu. kanak menatap batu. kaukah itu. mencoba menyingkirkan halangan. di depan mata. di depan mat…

Puisi: Kekosongan (Karya Nanang Suryadi)

Kekosongan antara ada dan tiada, ini diri mematut diri  "hujan alangkah derasnya"  ya, kuyup sekali tubuhku. menyimpan…

Puisi: Kucari Engkau, Tapi Katamu Kau Cari Dulu Dirimu Sendiri (Karya Nanang Suryadi)

Kucari Engkau, Tapi Katamu Kau Cari Dulu Dirimu Sendiri kota demi kota menyimpan jejak kakiku, kenangan demi kenangan menera peta dala…
© Sepenuhnya. All rights reserved.