Postingan

Puisi: Ada yang Tersayat Begitu Dalam (Karya Nanang Suryadi)

Ada yang Tersayat Begitu Dalam ada yang tersayat begitu dalam, oleh  mungkin bayonet atau parang, sebuah "atau semacam sile…

Puisi: Jam yang Menyerpih (Karya Nanang Suryadi)

Jam yang Menyerpih sebagai harap yang pecah berderai, jam jam menyerpih, luruh dari jemarimu, mungkin kan diingat lagi, sebuah ilusi, …

Puisi: Sang Aktor (Karya Nanang Suryadi)

Sang Aktor buat: dema. a. jatmiko berperan apalagi kali ini. menjadi pencari yang tak sampai-sampai? atau seorang yang menjalani h…

Puisi: Anxietas Penyair (Karya Nanang Suryadi)

Anxietas Penyair buat: joko supardi sepertinya, kau rasakan juga dingin ini sebagai simbol kenangan kita, sebagaimana telah diraya…

Puisi: Karena Hujan yang Puisi (Karya Nanang Suryadi)

Karena Hujan yang Puisi kaulah kabut selepas hujan. gigilkan kenangku. padamu. di dalam puisi hujan menyihirku menjadi penyair. sepert…

Puisi: Bunga Sekuntum (Karya Nanang Suryadi)

Bunga Sekuntum aku ingin sematkan bunga, sekuntum, pada telingamu, agar matamu yang hitam itu, semakin bercahaya, ya, bunga-bunga …

Puisi: Pesan (Karya Nanang Suryadi)

Pesan dalam benak kita banyak keinginan: cita-cita mungkin juga kenangan yang bergayut di depan mata tersodor pilihan demi pilihan…

Puisi: Berserah (Karya Nanang Suryadi)

Berserah aku tak bisa berbuat apapun selain berdoa: kebaikan untuk kita semuat terjadilah apa.yang semestinya terjadi segal…

Puisi: Saat Terpejam (Karya Nanang Suryadi)

Saat Terpejam yang diperam ingatan berlalulang saat mata terpejam. sunyi tak sebenar sunyi. kosong tak sebenar kosong. tak serupa gele…
© Sepenuhnya. All rights reserved.