Postingan

Puisi: Amed (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Amed di antara ladang-ladang garam sepanjang pesisir pantaimu kau tanak airmata terakhir saat tubuh-tubuh jukung mengering di …

Puisi: Demi Bayangmu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Demi Bayangmu demi bayangmu yang lekat entah puisi apa mampu kugurat senja tiba tertatih di berandamu mengiringi langkah letihku…

Puisi: Birahi Biru (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Birahi Biru malam tiba purnama mengurai rambut di jendela aku susuri pesona suara serangga sayap sayap malaikat bergetar pe…

Puisi: Tulamben (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Tulamben untuk: riki dhamparan putra kini aku mengerti, saudaraku mengapa begitu damai di sini barisan pohon lontar itu hening merenu…

Puisi: Timbangan Tumbang (Karya A. Muttaqin)

Timbangan Tumbang Aku mengenalmu sebagai hujan. Di kedalaman tidurku, lentik jemarimu menjelma pelangi, melambai, rinai, seperti k…

Puisi: Gua (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Gua aku memandang ke dalam jurang menatap kedalaman matamu yang kulihat adalah musim dingin tak terperikan aku menyalakan di…

Puisi: Lintas Batas (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Lintas Batas di batas hayat aku terjaga telah kuarungi sunyi yang dulu kubangun dari kuntum-kuntum bunga karang tiba di pi…

Puisi: Kau Kutuk Sunyi Jadi Batu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Kau Kutuk Sunyi Jadi Batu telah kususuri setapak sajak yang dulu kau lalui sambil sesekali mereguk arak atau mengulum kuntum …

Puisi: Kail (Karya Zen Hae)

Kail di danau ini, paman khidir, betapa ngeri tuhan-tuhan sebesar jagat berjuntaian mengailku! 1994 Puisi:  Kail …
© Sepenuhnya. All rights reserved.