Postingan

Puisi: Api Sita (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Api Sita Lebur jasadku ke dalam nyala! Sita memekik. Sebelum ambruk ke sebalik semak asap yang menjulang. Hawa panas dan gemertak b…

Puisi: Leher (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Leher Tidur. Tinggalkan aku mabuk bersama akar dan tempayak, suara yang menembus jangat bumi dan mengerat batu lahat riwayatmu yang dipahat d…

Puisi: Kaligrafi (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Kaligrafi (I) Jalan setapak hutan bambu seekor ular menyelinap ke balik batu (II)   Dihadang gunung, angin meliuk pohonan runduk …

Puisi: Sajak di Tahun Baru (Karya Andy Sri Wahyudi)

Sajak di Tahun Baru (Mereka yang giat bekerja ketika dini pagi) : Arief Kriying Semalam mereka tidak ada di hotel-hotel Suara tawa mer…

Puisi: Momen (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Momen Bulatan plastik meluncur deras dekat kening kanak-kanak: Adakah padanya rahasia kita terjaga? Hanya air yang mendesir di …

Puisi: Anima Mundi (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Anima Mundi Gerah. Terperangah aku lengah Terbayang kaki kering perempuan Yang terayun. Yang terbanting belulangnya Dan berderak berkel…

Puisi: Menjaring Angin (Karya Anthony Sutanto Atmaja)

Menjaring Angin Sepertinya aku akan menjaring angin dari setiap mata arah lalu aku tuangkan dalam nafas, dalam gerak angan agar meniupka…

Puisi: Rubayat (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Rubayat Hutan gugur itu terus-menerus melepaskan daun-daunnya ke arah musim yang hampir mati. Ada selembar: hampir, bisikmu. Tapi lih…

Puisi: Requiem (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Requiem (1) Kalimatku liang lahat yang melumat bunga-bunga. Amis dan retak-retak. Kalau nanti aku mati aromanya akan bangkit menggeliat dan…
© Sepenuhnya. All rights reserved.