Postingan

Puisi: Pelabuhan Kecil (Karya Acep Zamzam Noor)

Pelabuhan Kecil Kadang airmataku menjadi butiran garam Yang berkilauan di bawah bulan Tanganku gemetar dan …

Puisi: Menjadi Lautan (Karya Acep Zamzam Noor)

Menjadi Lautan Lelehan keringatmu telah menjadi lautan Kembali aku berenang dan kerasukan Dalam panjangnya …

Puisi: Pelabuhan Paotere (Karya Acep Zamzam Noor)

Pelabuhan Paotere Semburat fajar Mewarnai langit tenggara Udara yang terbakar Tercium dari puing-puing …

Puisi: Lagu Senyap (Karya Acep Zamzam Noor)

Lagu Senyap Adakah senyap antara celah Tingkap yang mengulurkan lembayung Adakah lelap antara resah Saat kota basah, di atasnya awan murung Pada perg…

Puisi: Firenze (Karya Acep Zamzam Noor)

Firenze Ingin kulepaskan hasratku Ke pusat gairahmu Seperti peristiwa-peristiwa lalu Yang dikekalkan waktu Dalam lukisan. Begitu juga …

Puisi: Desember (Karya Acep Zamzam Noor)

Desember Pada suatu sore bulan Desember Aku berdiri di tangga gereja Ketika lonceng mengumandangkan sunyi Dan serombongan burung dara Me…

Puisi: Ingin Selalu (Karya Acep Zamzam Noor)

Ingin Selalu Ingin selalu kupelihara gelombang d i hatiku.  Seperti halnya maut Memelihara waktu 2014 Sumb…

Puisi: Cipatujah (Karya Acep Zamzam Noor)

Cipatujah Aku mengumpulkan lembar demi lembar daun Pada hamparan pasir. Di bawah rimbun ketapang Segala ke…

Puisi: Nusamanuk (Karya Acep Zamzam Noor)

Nusamanuk Ketika segala sesuatu terbungkus remang kabut Itu pertanda senja mulai merumbaikan tirai-tirainya Pendaran cahaya biru menyelinap …

Puisi: Mendaki Besakih (Karya Acep Zamzam Noor)

Mendaki Besakih Selain kabut, aku tak bisa menebak Keluasan langit dengan warna kemerahannya Darah bulan menggenangi lereng bukit yang tua …

Puisi: Ada Sebuah Detik (Karya Acep Zamzam Noor)

Ada Sebuah Detik Ada sebuah tongkang Bergerak lamban Menuju hulu. Ada sebuah detik Berdetak nyaring di pergelangan tangan Sebuah sajak …

Puisi: Requiem (Karya Acep Zamzam Noor)

Requiem Apa yang kaucari Dari kediaman? Belajar pada batu Berguru pada air Membaca cuaca Bicara dengan angin Kautinggalkan rumah …

Puisi: Nyanyian Pemberang (Karya D. Zawawi Imron)

Nyanyian Pemberang keraguanlah, nama anak bumi di rimba-rimba lahir sebelum salju, hidup berdarah api kausaksikan burung manyar penjelmaanku disuapi …
© Sepenuhnya. All rights reserved.